Page 17 - MODUL 1_ESTI FB
P. 17

memimpin armada laut Demak menyerang Portugis di Malaka. Namun, usaha Pati
                       Unus tersebut belum berhasil. Sekembalinya dari Malaka atas keberaniannya Pati
                       Unus mendapat sebutan Pangeran Sabrang Lor.
                           Pati  Unus  mangkat  pada  tahun  1521  dan  takhtanya  digantikan  oleh  adiknya,
                       Trenggana. Pada tahun 1522 Gubernur Portugis di Malaka, Jorge d’Albuquerque telah
                       mengirimkan utusan bernama Henrique Lame kepada Raja Samiam di Sunda Kelapa.
                       Berdasarkan  data  itu,  Sultan  Trenggana  segera  mengutus  Faletehan  (Fatahillah)
                       beserta pasukannya untuk menduduki Jawa Barat. Tujuannya adalah agar Portugis
                       tidak  dapat  menguasai  wilayah  Sunda  Kelapa.  Faletehan  yang  berasal  dari  Pasai
                       merupakan seorang ulama dan panglima militer yang cakap. Dengan semangat juang
                       yang tinggi, Banten dapat ditaklukkan dan berhasil dikuasai seluruhnya pada tahun
                       1527. Sunda Kelapa kemudian menyusul jatuh ke tangan umat Islam
                   3.  Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya
                           Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerinta-
                       han diatur dengan hukum Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sam-
                       pai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak.
                           Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sanga juga
                       meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. Perayaan
                       itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk Islam.

               D.  Kerajaan Banten
                       Mulanya,  kerajaan  Banten  berada  dibawah  kekuasaan  Kerajaan  Demak.  Namun,
                   Banten berhasil melepaskan diri ketika mundurnya Kerajaan Demak. Pemimpin Kerajaan
                   Banten pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada tahun 1522-1570. Sul-
                   tan Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat perdagangan dengan memper-
                   luas sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di Sumatera Selatan. Tahun 1570 Sultan
                   Hasanuddin meninggal kemudian dilanjutkan anaknya, Maulana Yusuf (1570-1580) yang
                   berhasil menakhlukkan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1579. Setelah itu, dilanjutkan oleh
                   Maulana Muhammad (1585-1596) yang meninggal pada penakhlukkan Palembang se-
                   hingga tidak berhasil mempersempit gerakan Portugal di Nusantara.
                   1.  Kejayaan Kerajaan Banten
                           Kerajaan  Banten  mencapai  kejayaan  pada  masa  pemerintahan  Sultan  Ageng
                       Tirtayasa (1651-1682). Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa
                       serta memberi upah kepada pekerja Eropa. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa sangat
                       menentang Belanda yang terbentuk dalam VOC dan berusaha keluar dari tekanan
                       VOC yang telah memblokade kapal dagang menuju Banten. Selain itu, Banten juga
                       melakukan monopoli Lada di Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan
                       negara-negara  lain  sehingga  Banten  menjadi  wilayah  yang  multi  etnis  dan
                       perdagangannya berkembang dengan pesat.

                   2.  Kemunduran Kerajaan Banten
                           Kerajaan Banten mengalami kemunduruan berawal dari perselisihan antara Sul-
                       tan Ageng dengan putranya, Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini
                       dimanfaatkan  oleh  VOC  dengan  memihak  kepada  Sultan  Haji.  Kemudian  Sultan
                       Ageng bersama dua putranya yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf
                       terpaksa mundur dan pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683
                       Sultan Ageng berhasil ditangkap dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14 Desem-
                       ber  1683,  Syekh  Yusuf  juga  berhasil  ditawan  oleh  VOC  dan  Pangeran  purbaya
                       akhirnya menyerahkan diri.
                           Atas kemenangannya itu, Sultan Haji memberikan balasan kepada VOC berupa
                       penyerahan Lampung pada tahun 1682. Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat



                          Historia Sejarah Perminatan Kelas 11-IPS Semester I SMA/MA K-13              19
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22