Page 81 - buku-Puisi
P. 81
81
Penafsiran terhadap judul puisi di atas akan lebih mudah jika digunakan konvensi
bahasa. Judul itu terdiri atas dua kata, yakni tanah dan kelahiran. Kata tanah secara
lugas bermakna ’permukaan atau lapisan bumi yang paling atas’. Sementara itu, kata
kelahiran berasal dari kata lahir yang mendapat imbuhan ke-an. Lahir artinya ’luar atau
yang tampak di luar atau yang keluar dari kandungan’. Imbuhan ke-an biasanya
membentuk kata benda. Pada kata kelahiran, ke-an berarti ’benda berupa tempat’, yakni
tanah. Dengan demikian, kelahiran berarti ’tempat sesuatu yang tampak atau yang keluar
dari kandungan’. Dalam bahasa yang kontekstual, tanah kelahiran berarti ’tempat
seseorang keluar dari kandungan sang ibu’.
Tanah kelahiran secara konvensi budaya merupakan tempat pertama kali orang
dilahirkan; tempat yang masyarakatnya saling membantu; tempat yang penuh kenangan;
tempat seseorang belajar menjadi dewasa; tempat yang indah; tempat yang damai; dan
sebagainya. Namun, bisa saja tempat itu merupakan tempat pertama kali orang
berhadapan dengan masyarakat yang egois; tempat berkecamuknya perang; tempat
malapetaka besar terjadi; tempat yang lingkungannya hancur oleh perilaku manusia
ataupun bencana; dan sebagainya.
Pemaknaan terhadap judul di atas mungkin saja belum mencapai makna yang
tepat. Akan tetapi, paling tidak kita telah memiliki konvensi dasar terhadap makna
simbolik judul tersebut, yakni budaya. Untuk memilih mana kira-kira makna yang tepat,
dapat dilihat melalui kata, baris, dan bait puisi secara lengkap. Melalui proses ini kita
akan berhadapan dengan konvensi sastra.
Melalui konvensi bahasa, kata, baris, dan bait dapat diartikan secara lugas. Salah
satu caranya adalah melalui parafrase seperti berikut ini.