Page 8 - diriku modul 3.1_Neat
P. 8
Setiap orang adalah individu (in-devidere = tak dapat dipisahkan). Ia adalah makhluk
yang unik (unique atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan
dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan.
Kesadaran diri sebagai makhluk yang unik menjadi sangat penting bagi setiap individu,
sebab bila tidak maka akan muncul berbagai sikap dan perilaku negatif dalam hidupnya.
Dari kacamata iman, keunikan itu merupakan anugerah yang patut disyukuri dan
dikembangkan, bukan disesali.
Betulkah dirimu unik? Apa yang sungguh-sungguh membuat dirimu berbeda dengan
yang lain ? Mengapa penting menyadari keunikan diri?
Kisah Nick Vujicic
Kita sering kali merasa apa yang sudah kita miliki belum cukup. Alih-alih bersyukur, kita
mengejar hal-hal yang sebenarnya tidak kita perlukan. Padahal, jika dilihat lebih dalam,
kekurangan yang kita miliki adalah sebuah keunikan yang perlu kita terima. Dan punya
kekurangan tidak membatasi diri untuk beraktivitas dan jadi berguna. Seperti apa yang
dialami oleh Nick Vujicic.
Nick Vujicic adalah motivator dunia berkebangsaan Australia. Ia mengalami sindrom
tetra-amelia, sebuah sindrom langka yang punya karakteristik tanpa lengan dan kaki. Ia
lahir pada 4 Desember 1982 di Melbourne, Australia. Nick tumbuh dari keluarga yang
sederhana—ayahnya bekerja di kantor administratif sekaligus penginjil dan ibunya
seorang bidan juga perawat.
Saat lahir, ibu Nick Vujicic menolak untuk melihat sang buah hati ketika perawat
merengkuh Nick di depannya. Namun, ibu dan ayahnya akhirnya menerima kondisi itu
dan memahaminya sebagai ―rencana Tuhan untuk putra mereka.‖ Pengalaman tersebut
Nick bagi lewat buku Life Without Limits (2007) yang merupakan buku pertamanya.
Di halaman situs webnya, ia menyatakan bahwa Nick kecil tidak hanya berurusan dengan
permasalahan sekolah dan remaja seperti bullying. Nick kecil juga berjuang dengan
4