Page 28 - majalah kelompok 3_120422 NEW
P. 28
Resensi
Salah satu kutipan objektivitas sebagai sikap kondisi demikian, etika
yang mencerminkan inti pasif terhadap kebenaran. menjadi pagar yang
pesan buku ini adalah: mencegah jurnalis
Di tengah arus terjerumus ke dalam
"persis bagaikan kapal informasi yang dipenuhi praktik tidak bertanggung
yang berlayar, dalam dengan misinformasi, jawab.
menjalankan aktivitasnya, disinformasi, dan
media dan para fenomena media partisan, Menariknya, buku
jurnalisnya membutuhkan buku ini menjadi lentera ini tidak hanya berbicara
pedoman serta "navigasi" yang menuntun pembaca pada tataran ideal, tetapi
agar tidak sampai tersesat pada esensi sejati profesi juga mengulas berbagai
dalam melaksanakan jurnalis. studi kasus konkret, baik
misinya yang mulia dari media nasional
"mencari dan Nasution tidak maupun internasional.
menyampaikan hanya menjelaskan Nasution mencontohkan
kebenaran". pedoman prinsip-prinsip ideal, kasus pelanggaran etika
itulah etika jurnalisme..." tetapi juga mengajak oleh media besar dan
(hal 3) pembaca untuk menilai bagaimana mekanisme
kembali peran media koreksi dilakukan. Ia juga
Buku ini sebagai penopang membahas peran Dewan
membedah berbagai demokrasi yang sehat. Pers sebagai lembaga
prinsip utama dalam etika penegak kode etik, serta
jurnalisme, seperti Dalam kondisi pentingnya pendidikan
akurasi, objektivitas, saat ini, ketika etika sejak dini bagi calon
independensi, kejujuran, kepercayaan publik jurnalis.
dan tanggung jawab terhadap media mulai
menurun akibat berbagai
sosial. Penulis Selain itu, penulis
menjelaskan bahwa tanpa pelanggaran etika, secara tajam mengkritisi
akurasi, berita akan kehadiran buku ini praktik jurnalisme
berubah menjadi desas- menjadi pengingat bahwa sensasional yang
desus yang menyesatkan membangun media yang mengorbankan privasi
tanpa independensi, kredibel tidak bisa hanya dan martabat individu
jurnalis akan menjadi mengandalkan teknologi demi rating. Ia
corong kepentingan tanpa atau kecepatan, tetapi mengingatkan bahwa
kejujuran, media harus berpijak pada nilai- jurnalisme sejatinya
kehilangan legitimasi. nilai etik yang kokoh. adalah profesi yang
"Objektivitas tidak berarti Penulis juga berpihak pada kebenaran
netralitas kosong, menyoroti bagaimana dan kemanusiaan, bukan
melainkan kejujuran perubahan teknologi turut sekadar bisnis.
dalam menyampaikan membawa tantangan baru.
fakta dan keterbukaan Fenomena clickbait, Dalam bagian
dalam menampilkan penyebaran hoaks, serta akhir, Nasution
berbagai perspektif" (hlm. tekanan algoritma media memberikan sejumlah
20). Penegasan ini sosial membuat jurnalis rekomendasi praktis agar
penting mengingat kian terjebak dalam etika dapat menjadi
banyak jurnalis justru dilema antara idealisme bagian utuh dari rutinitas
menyalahartikan dan tuntutan pasar. Dalam kerja jurnalis.
KOLASI | JULI 2025 28

