Page 100 - Buku Paket Kelas 6 Agama Hindu
P. 100

             94
Kelas VI SD
Membaca
Bacalah cerita di bawah ini!
Kemarahan Merupakan Pangkal dari Semua Kemalangan
Permainan dadu dimulai, dan dimenangkan oleh Kurawa. Pandawa lalu menyiapkan diri masuk ke hutan. Para Kurawa mengejek mereka. Pandawa meninggalkan Gajahoya, rakyat yang mengikutinya disuruh kembali. Selanjutnya Pandawa meneruskan perjalanan. Krishna, Drestadyumena, dan lain-lainnya mengunjungi Pandawa. Dewi Subadra dan Abimanyu dibawa oleh Krishna ke Dwarawati. Putra-putra Drupadi dibawa oleh Drestadyumena ke Pancala. Pandawa melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah danau suci dekat Sungai Saraswati. Pada suatu hari Pandawa didatangi oleh Rsi Markandeya. Sang Rsi menasehati agar Pandawa taat menjalani masa pembuangan. Selain itu, Pandawa didatangi oleh Brahmana Waka, yang menasihati agar Yudistira menjalani kebrahmanan selain kekesatriaan.
Drupadi menyatakan penyesalannya, dan menyarankan kepada Yudistira untuk membunuh Kurawa. Yudistira menasihati Drupadi agar menahan kemarahan, karena kemarahan merupakan pangkal dari semua kemalangan. Drupadi berkata lagi, “Kanda sudah berbuat kebajikan, tetapi kenapa nasib kita begini?” Yudistira menjawab,”Berbuat kebajikan merupakan kewajiban. Orang yang berbuat kebajikan dengan mengharapkan hasil, itu pedagang kebajikan namanya.” Drupadi berkata lagi,”Nasib manusia tidak akan berubah, jika manusia itu sendiri tidak mengubahnya.” Bima setuju dengan pendapat Drupadi tersebut, lalu ia berkata,”Orang bijaksana harus mengindahkan tiga hal, yaitu: kebajikan, kemakmuran, dan kemenangan. Karena perang merupakan kebajikan bagi kesatria, maka perangilah musuh-musuh kita.” Perkataan Bima dijawab oleh Yudistira,”Kita harus taat menjalani pembuangan ini karena itu sudah sesuai dengan perjanjian. Oleh karena itu, nantikanlah hai Bima, seperti petani menantikan tumbuhnya benih menjadi padi,” Bima berkata lagi,”Tidak ada kewajiban yang lebih mulia bagi seorang kesatria selain berperang.” Yudistira berkata,”Seorang kesatria bukan saja harus mampu mengalahkan musuh- musuhnya yang ada di luar, melainkan wajib pula membasmi musuh di dalam hatinya.”
          



























































































   98   99   100   101   102