Page 62 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Hindu dan Budi pekerti
P. 62
berlebihan bahkan dua kali lebih banyak dibanding sapi yang lain.” Kesabaran Nandaka mulai habis karena putra tidak pernah memberikan perhatian kepada dirinya. Nandaka berpikir untuk berpura-pura pingsan agar Putra meringankan beban dirinya dan membebaskannya dari tugas.
Sepanjang jalan Nandaka berjalan tertatih-tatih karena kecapean dan kelelahan, sebab beban yang ditariknya terlalu berat. Perjalanan yang akan dilakukan saat ini terlalu jauh dan berat. Menjelang sore hari perjalanan memasuki hutan yang paling angker dan menakutkan, semua rombongan diminta oleh Putra untuk berjalan dengan cepat agar menjalang malam hari mereka sudah ke luar dari hutan. Nandaka mulai melambatkan jalannya dan terlepas dari rombongan, karena sudah tidak tahan dengan bebannya maka Nandaka pun jatuh. Melihat Nandaka yang terjatuh, Putra bukannya berempati namun memerintahkan anak buahnya untuk memindahkan isi pedatinya ke pedati yang lain, serta menyuruh untuk meninggalkan Nandaka di tengah hutan. Setelah beberapa lama ditinggal, Nandaka mulai pulih tenaganya dan akhirnya pergi mencari rumput yang segar. Nandaka memanjakan dirinya di dalam hutan tersebut untuk memulihkan kondisi fisiknya, Nandaka kemudian mendapatkan tempat yang sangat indah dan menyenangkan untuk menghilangkan pedih dan luka hatinya karena perilaku Putra yang tidak punya empati. Hari- hari dilewati dengan suka cita membuat Nandaka bahagia di hutan yang lebat dan menyenangkan tersebut.
Peran Orang Tua
Bapak/ibu orang tua siswa/i diharapkan membiasakan putra- putrinya di rumah untuk melakukan perilaku sebagai berikut.
1. Tidak malas bangun pada pagi hari.
2. Selalu mengarahkan untuk sabar.
3. Mengarahkan untuk selalu bersemangat.
56 | Kelas VIII