Page 38 - E-Modul Perancangan Perkerasan Jalan_DPTSP
P. 38
Gambar 12. Aspal Minyak
Berdasarkan tingkat kepadatannya, aspal minyak/aspal murni/petroleum
asphalt dibedakan menjadi
a) Aspal Padat (Asphalt Cement), merupakan aspal yang digunakan dalam
kondisi panas, yang berbentuk padat dan disimpan pada suhu 20–30
derajat celcius. Ini adalah jenis aspal buatan yang paling keras yang dibuat
langsung dari destilasi minyak. Di Indonesia biasanya semen aspal (AC)
dibedakan atas niai penetrasinya, sebagai berikut:
➢ AC pen 40/50. Semen aspal dengan nilai penetrasi 40-50
➢ AC pen 60/70. Semen aspal dengan nilai penetrasi 60-70
➢ AC pen 80/100. Semen aspal dengan nilai penetrasi 80-100
➢ AC pen 120/150. Semen aspal dengan nilai penetrasi 120-150
➢ AC pen 200/300. Semen aspal dengan nilai penetrasi 200-300
Daftar angka menunjukkan kekerasan aspal; yang paling keras adalah AC
40-50, dan yang paling lunak adalah AC 200-300. Aspal dengan penetrasi
rendah digunakan di cuaca panas atau lalu lintas volume tinggi. Sedangkan
aspal penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin atau
lalulintas dengan volume rendah. Pada umumnya di Indonesia
menggunakan aspal dengan penetrasi 60-70 dan 80-100.
b) Aspal cair (cutback asphalt/liquid asphalt) adalah beraspal cair diperoleh
dari destilasi penyulingan, dan tidak dibuat langsung dari penyaringan
minyak kasar. Aspal cair berada di suhu ruang dan merupakan hasil proses
tambahan.
24 E-Modul Perancangan Perkerasan Jalan