Page 3 - Artikel 2
P. 3

Jawa  yang  dibuat  Mpu  Hubayun  pada  masa  itu  berdasar  pada “Sangkan  Dumadhining
               Buwana” (Asal-usul/isi  semesta).  Setelah  itu,  kalender  Jawa  diperbaharui  oleh  Sultan  Agung
               dengan berdasarkan pada kalender Islam guna memudahkan masyarakat Jawa dalam memahami
               agama Islam melalui penanggalan kalender.


                       Selain dari kebudayaan Yunani kuno dan masyarakat Jawa kuno, Islam juga memiliki daya
               tarik  khusus  terhadap  bilangan  angka  Matematika.  Al-Qur’an  mengaitkan  operasi  angka-
               angka pada  QS.  Al-A’raaf  ayat  142 “Dan  kami  telah  menjanjikan  kepada Musa  (memberikan
               Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam
               lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam”.


                       Angka  yang  disebutkanya  itu  angka  30  dan  10,  sedangkan  operasi  Matematika  yang
               dilakukan adalah penjumlahan yang menghasilkan angka 40 sehingga 30 + 10 = 40. Allah SWT
               juga  tak  dapat  lepas  dari  bilangan  tunggal  yang  artinya  Allah  itu  satu.  Jika  dikaitkan  dengan
               sakralitas  angka  menurut  Pythagoras,  angka  satu  merupakan  titik  dalam  pentagram.  Titik
               merupakan  permulaan  dari  apapun.  Bahkan  setiap  kalimat  dalam  paragraf  juga  harus  diakhiri
               dengan  titik.  Melihat  realitas  tersebut,  titik  bisa  dikatakan  permulaan  dan  akhiran  yang  bisa
               diqiyaskan  bahwasanya  titik  adalah  perlambangan  dari  angka  satu  dan  merupakan Sangkan
               paraning dumadhi dari segala keadaan. Terdapat kesamaan konsep terhadap pemaknaan angka.
               Baik secara filsafat, budaya, maupun agama. Tetapi di era sekarang hal semacam ini semakin
               tenggelam  dari  peradaban.  Angka-angka  selalu  identik  dengan  pelajaran  Matematika  yang
               membingungkan. Padahal jika seorang ahli Matematika kemudian dikorelasikan dengan ketiga hal
               di atas bisa menjadikan hubungan vertikal manusia dengan Tuhan semakin kuat dan juga hubungan
               horizontal terhadap sesama manusia semakin erat. Banyak lagi rahasia-rahasia angka yang masih
               belum  bisa  penulis  kupas  karena  kurangnya  sumber  relevan  untuk  menggali  hal-hal  menarik
               tersebut.


                       Kitab suci Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia banyak memberikan data dan fakta
               kehidupan  manusia.  Kehidupan  manusia  yang  serba  dinamis  dan  kompleks  di  era  globalisasi
               dewasa ini tidak luput dari prediksi Al Qur’an. Kemajuan teknologi dan peradaban manusia justru
               semakin membuktikan akan keagungan dan kesucian firman Allah SWT.


                       Keinginan manusia untuk mengungkap makna Al Qur’an berlangsung sepanjang masa.
               Eksistensi Al Qur’an yang berlaku secara universal merupakan salah satu keunggulannya. Hal
               inilah yang mendasari mengapa ayat-ayat Al Qur’an dapat memberikan apresiasi untuk semua
               manusia. Mulai dari masyarakat awam, cendekiawan, peneliti, ilmuan sampai kepada pakar iptek
               dapat memahami Al Qur’an sesuai dengan kapasitasnya masing-masing


                       Ada hal yang menarik dari angka sembilan belas. Dalam Al Qur’an angka sembilan belas
               tercantum  pada  Surah  Al  Mudatstsir  ayat  30  yang  artinya “di  atasnya  ada  sembilan  belas”.
               Beberapa  angka  dalam  Al  Qur’an  disebutkan  beberapa  kali.  Misalnya  angka  1  disebutkan
               sebanyak 61 kali, angka 2 sebanyak 105 kali, angka 3 sebanyak 23 kali, angka 7 sebanyak 23 kali,
               angka 10 sebanyak 9 kali, dan seterusnya Khusus untuk angka 19 hanya disebutkan 1 kali, tepatnya
               di Surah Al Mudatstsir ayat 30.
   1   2   3   4