Page 12 - E-LKPD Keanekaragaman Lumut
P. 12

Selama hidupnya lumut memiliki dua macam fase pergiliran keturunan, yaitu fase
          gametofit  dan  fase  sporofit.  Masa  hidup  fase  sporofit  pada  lumut  lebih  pendek  jika
          dibandingkan dengan masa hidup fase gametofit. Pada fase sporofit lumut menghasilkan
          spora haploid, sedangkan pada fase gametofit lumut  menghasilkan gamet (sel kelamin).

          Gamet  jantan  dibentuk  dalam  anteridium  yang  dapat  menghasilkan  spermatozoid,
          sedangkan gamet betina dibentuk dalam arkegonium yang dapat menghasilkan ovum. Fase

          gametofit lumut berbentuk talus, berwarna dominan hijau dengan bentuk bervariasi yang
          mengandung klorofil a dan b. Keberadaan klorofil pada talus menjadikan fase gametofit
          lumut  mampu  membuat  makanannya  secara  mandiri.  Fase  sporofit  lumut  memperoleh
          nutrisinya dengan cara bergantung pada fase gametofit.

                 Lumut dikelompokkan ke dalam tiga kelas, yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut
          tanduk (Anthocerotopsida) dan lumut daun atau lumut sejati (Bryopsida). Ketiga kelas lumut
          tersebut  memiliki  ciri-ciri  atau  karakteristik  yang  berbeda.  Lumut  hati  memiliki

          keanekaragaman kurang lebih mencapai 9.000 spesies. Gametofit pada lumut hati tersusun
          atas struktur talus yang berbentuk seperti lembaran pipih yang terdiri atas bagian dorsal dan
          bagian  ventral,  dan  bercabang  dikotomi.  Pada  permukaan  dorsal  terdapat  midrib  dan

          gemmae cup. Pada permukaan ventral terdapat rizoid yang berfungsi untuk melekatkan talus
          pada substrat. Gametofit pada lumut hati menghasilkan gamet jantan dan gamet betina yang
          terpisah.  Anteredium  pada  lumut  hati  berbentuk  seperti  payung,  sedangkan  arkegonium

          berbentuk seperti paying yang menggarpu (seperti tangan).
                 Lumut  tanduk  adalah  jenis  lumut  yang  memiliki  tingkat  keanekaragaman  paling
          rendah  jika  dibandingkan  dengan  jenis  lumut  lainnya.  Keanekaragaman  lumut  tanduk
          sebesar  100-150  spesies.  Lumut  tanduk  memiliki  gametofit  yang  tersusun  atas  talus

          berbentuk lembaran-lembaran pipih dorsventral, dengan tepi yang berlekuk-lekuk dan saling
          tumpang tindih seperti berjumbai. Pada permukaan ventral terdapat rizoid. Sporofit lumut

          tanduk memiliki ciri khas berupa kapsul yang tumbuh memanjang ke atas berbentuk seperti
          tanduk.
                 Lumut  daun  adalah  jenis  lumut  yang  paling  mudah  di  temui  dengan  tingkat
          keanekaragaman mencapai 15.000 spesies. Gametofit pada lumut daun berupa talus yang

          terdiferensiasi  menjadi  rizoid,  sumbu  tegak  “batang”  dan  “daun”.  Daun  pada  lumut  ini
          tersusun secara spiral dengan melingkari batang.



          Sumber: Bendre, A. M., & Kumar, A. 2010; Gibson, J. P., & Gibson, T. R. 2007; Irnaningtyas, 2013;
          Lukitasari, M. 2018.











                                                                                                                    3
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17