Page 16 - E-LKPD Keanekaragaman Lumut
P. 16

Selama hidupnya lumut memiliki dua macam fase pergiliran keturunan, yaitu fase
          gametofit  dan  fase  sporofit.  Masa  hidup  fase  sporofit  pada  lumut  lebih  pendek  jika
          dibandingkan dengan masa hidup fase gametofit. Pada fase sporofit lumut menghasilkan

          spora haploid, sedangkan pada fase gametofit lumut menghasilkan gamet (sel kelamin).
          Gamet  jantan  dibentuk  dalam  anteridium  yang  dapat  menghasilkan  spermatozoid,

          sedangkan gamet betina dibentuk dalam arkegonium yang dapat menghasilkan ovum. Fase
          gametofit lumut berbentuk talus, berwarna dominan hijau dengan bentuk bervariasi yang
          mengandung klorofil a dan b. Keberadaan klorofil pada talus menjadikan fase gametofit
          lumut mampu membuat makanannya secara mandiri atau bersifat autotrof. Fase sporofit

          lumut memperoleh nutrisinya dengan cara bergantung pada fase gametofit.
                 Lumut dikelompokkan ke dalam tiga kelas, yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut
          tanduk  (Anthocerotopsida)  dan  lumut  daun  atau  lumut  sejati  (Bryopsida).  Ketiga  kelas

          lumut  tersebut  memiliki  ciri-ciri  atau  karakteristik  yang  berbeda.  Lumut  hati  memiliki
          keanekaragaman kurang lebih mencapai 9.000 spesies. Gametofit pada lumut hati tersusun
          atas struktur talus yang berbentuk seperti lembaran pipih yang terdiri atas bagian dorsal dan

          bagian  ventral,  dan  bercabang  dikotomi.  Pada  permukaan  dorsal  terdapat  midrib  dan
          gemmae cup, sedangkan pada bagian ventral terdapat sisik. Pada permukaan ventral terdapat
          rizoid  yang  berfungsi  untuk  melekatkan  talus  pada  substrat. Gametofit  pada  lumut  hati

          menghasilkan gamet jantan dan gamet betina yang terpisah. Anteredium pada lumut hati
          berbentuk  seperti  payung,  sedangkan  arkegonium  berbentuk  seperti  payung  yang
          menggarpu (seperti tangan).
                 Lumut  tanduk  adalah  jenis  lumut  yang  memiliki  tingkat  keanekaragaman  paling

          rendah  jika  dibandingkan  dengan  jenis  lumut  lainnya.  Keanekaragaman  lumut  tanduk
          sebesar  100-150  spesies.  Lumut  tanduk  memiliki  gametofit  yang  tersusun  atas  talus

          berbentuk  lembaran-lembaran  pipih  dorsventral,  dengan  tepi  yang  berlekuk-lekuk  dan
          saling tumpang tindih seperti berjumbai. Pada permukaan ventral terdapat rizoid. Sporofit
          lumut tanduk memiliki ciri khas berupa kapsul yang tumbuh memanjang ke atas berbentuk
          seperti tanduk.

                 Lumut  daun  adalah  jenis  lumut  yang  paling  mudah  di  temui  dengan  tingkat
          keanekaragaman mencapai 15.000 spesies. Gametofit pada lumut daun berupa talus yang
          terdiferensiasi  menjadi  rizoid, sumbu  tegak  “batang”  dan  “daun”.  Daun  pada  lumut  ini

          tersusun secara spiral dengan melingkari batang.



          Sumber:  Bendre,  A.  M.,  &  Kumar,  A.  2010;  Gibson,  J.  P.,  &  Gibson,  T.  R.  2007;
          Irnaningtyas, 2013; Lukitasari, M. 2018.









                                                                                                                    3
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21