Page 2 - Draft flipbook teknologi topik 7
P. 2
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
(LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT)
Zat yang dapat larut dalam pelarut air dibedakan menjadi elektrolit dan non-elektrolit.
Perbedaan ini didasarkan atas daya hantar listrik dari larutannya. Sifat daya hantar listrik ini
berhasil dijelaskan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1884. Ia menemukan bahwa elektrolit
dalam pelarut air akan terurai menjadi ion-ion sedangkan non-elektrolit dalam pelarut air
tidak terurai menjadi ion-ion. Secara umum, elektrolit dan non-elektrolit dapat didefinisikan
sebagai berikut.
Elektrolit adalah zat yang dapat membentuk ion-ion dalam pelarutnya sehingga
larutannya dapat menghantar listrik. Larutan demikian disebut larutan elektrolit.
Non-elektrolit adalah zat yang tidak dapat membentuk ion-ion dalam pelarutnya
sehingga larutannya tidak dapat menghantar listrik. Larutan demikian disebut larutan
non-elektrolit.
Untuk dapat mengidentifikasi apakah suatu zat termasuk elektrolit atau non-elektrolit,
dapat dilakukan uji daya hantar listrik dengan alat uji elektrolit yang dapat dirangkai sendiri
dari lampu, kabel, elektrode karbon, dan batu baterai seperti gambar berikut.
Gambar 1. Rangkaian alat uji elektrolit
Mengapa larutan elektrolit dapat mengahantarkan listrik?
Pada tahun 1884, svante Arrhenius mengajukan teorinya, bahwa dalam larutan
elektrolit yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel bermuatan (ion)
yang bergerak bebas didalam larutan. Bila kristal HCl dilarutkan dalam air,maka oleh
+
–
pengaruh air HCl terdisosiasi(terion) menjadi ion positif H (kation) dan ion negatif Cl
(anion) yang bergerak bebas. Ion-ion inilah yang bergerak sambil membawa muatan listrik ke
1