Page 248 - FIKIH MA KELAS XI
P. 248

ahli waris dalam keadaan cukup itu lebih baik daripada engkau meninggalkan dalam
                             keadaan  kekurangan  dan  meminta-minta  kepada  orang  lain  (HR.  Bukhari  dan
                             Muslim)

                                    Dengan  demikian,  dalam  hadis  tersebut  wasiat  yang  diberikan  oleh
                             orang yang meninggal adaalah sepertiga dari harta yang dimilikinya. Meskipun

                             orang yang akan meninggal tersebut mewasiatkan seluruh harta kekayaannya,
                             maka tetap dalam pelaksanaannya tidak diperbolehkan melebihi sepertiga harta

                             yang ditinggalkannya.

                      b. Wasiat bagi orang yang tidak mempunyai ahli waris

                                Para  ulama  sepakat  bahwa  batas  minimal  harta  yang  diwasiatkan  adalah
                          sepertiga harta. Jika lebih dari itu maka hendaklah atas pesetujuan ahli waris dan

                          dengan catatan tidak menyebabkan madarat bagi ahli waris.Adapun kadar wasiat
                          bagi  orang  yang  tidak  mempunyai  ahli  waris,  para  ulama  berbeda  pendapat,

                          diantaranya adalah:

                                Pertama,  sebagian  berpendapat,  bahwa  orang  yang  tidak  mempunyai  ahli
                          waris  tidak  boleh  berwasiat  lebih  dari  sepertiga  harta  miliknya.  Alasan  mereka

                          disandarkan  kepada  hadis-hadis  Nabi  Saw.  yang  sahih  bahwa  sepertiga  itupun
                          sudah banyak, dan Nabi tidak memberikan pengecualian kepada orang yang tidak

                          mempunyai ahli waris.

                                Kedua,  sebagaian  ulama  lain  berpendapat,  bahwa  orang  yang  tidak
                          mempunyai  ahli  waris  boleh  mewasiatkan  lebih  dari  sepetiga  hartanya.  Mereka

                          beralasan, bahwa hadis-hadis Nabi Saw. yang membatasi sepertiga adalah karena
                          terdapat  ahli  waris  yang  sebaiknya  ditinggalkan  dalam  keadaan  cukup  daripada

                          dalam keadaan miskin. Maka apabila ahli waris tidak ada, pembatasan sepertiga
                          itu tidak berlaku. Pendapat diatas dikemukakan oleh Ibnu Mas'ud, Ibnu Ubadah,

                          Masruq, dan diikuti oleh ulama-ulama Hanafiyah.

                                Adapun  wasiat  menurut  KHI  (Kompilasi  Hukum  Islam),  yaitu  sistem
                          kombinasi  antara  hukum  Islam  dan  hukum  negara  Indonesia  dalam  bentuk

                          undang-undang yang legal formal. Masalah wasiat dibahas secara khusus dalam
                          KHI BUKU II Bab V yang detailnya dapat dilihat di sini. Ringkasannya sebagai

                          berikut:






                      FIKIH MA PEMINATAN IPA, IPS, BAHASA & MA KEJURUAN KELAS XI                   183
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253