Page 33 - E-BOOK FIX BGT
P. 33

Bagian 5




                 AL-WAQFU WA AL-IBTIDA’ (KETEPATAN BERHENTI DAN MEMULAI BACAAN

                                                       AL-QUR’AN)


                     Waqaf (pemberhentian) dan Ibtida’ (memulai bacaan) merupakan bagian dalam ilmu tajwid.
                 Seseorang  yang  belajar  membaca  Al-Qur’an  harus  memperhatikan  hal  tersebut.  Ketika  kita

                 membaca Al-Qur’an maka kita  tidak boleh berhenti di sembarang  tempat. Ada aturan untuk
                 berhenti dan memulai bacaan atau disebut juga waqaf dan ibtida’. Tujuan adanya waqaf dan

                 ibtida’ adalah untuk menjaga makna dan maksud dari suatu ayat. Selain itu dengan adanya waqaf,
                 dapat dibedakan antara dua makna yang  berbeda dan dua makna yang berlawanan serta dua

                 hukum yang berbeda. Oleh karena itu mengikuti tanda-tanda waqaf yang ada dalam Al-Qur’an

                 kedudukannya tidak dihukumi wajib syar’i bagi pembaca Al-Qur’an yang melanggarnya.

                     Ibtida’ menurut bahasa artinya memulai. Menurut istilah artinya memulai bacaan sesudah

                 waqoh atau berhenti. Ibtida’ ini boleh dilakukan hanya pada perkataan yang tidak merusak arti
                 susunann kalimat, seperti:









                                                          ي  لٰٓ ا  ضلٱ    لاو مهي  لع بوضغم  لٱ يغ مهي  لع تمعـن أ نيذلٱ   طى رص










                     Ketika kita berhenti pada lafadz  مهي  لع maka tidak boleh mengulang dengan ibtida’ /memulai






                 dari : …  نيذلٱ   tetapi harus dimulai dari ….  نيذلٱ   طى رص



                     Waqaf menurut bahasa adalah Al-Habsu yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah,
                 waqaf ialah: “menghentikan bacaan dengan cara memutuskan suara pada suatu kalimat dalam
                 waktu  tertentu,  tidak  begitu  lama,  kemudian  mengambil  nafas  dengan  niat  untuk  memulai
                 kembali bacaan Al-Qur’an. Waqaf terbagi menjadi empat macam, yaitu:





                                                                                                            29
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38