Page 30 - Literasi Keuangan dalam Perspektif Islam - Kusumadyahdewi
P. 30
ٓ
ُ
ْ ُ
ْ
َّ
َ َ ۡ مه برَ دن ع ََ َۡ مُهُؤٓا زج ََ ٧ ََ َ ةَّير بلٱ ۡ ََ ُ رۡي خَ ۡ مُهَ ك ئ لوأ ََ ْ َ ت ح لَّصلٱ ََاول م عوَاوُنماء ََ َ ني ذلٱ ََ َ َّنإ
ُۚ
ۡ ۡ
ۡ
ۡ ْ
َُهن عَاوُضروَ ۡ مُهنع ََ َ ُ َّ للّٱ ََي ض َّ رَاٗد بأَٓاهي فَ ني د ل خ ََ َُ ر هنلۡٱ ََاه ت ۡ ح تَن مَير ۡ ج تَنۡد عَُتَّن ج
ٖ
ۡ
َّ َ ۥ َ ٨ َ َ َ
َ ُهبرَي ش خَنم لَ ك ل ذ
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun
ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang
yang takut kepada Tuhannya” .
Ayat ini memerintahkan kita untuk selalu beramal saleh,
yaitu mengerjakan hal-hal yang baik sesuai yang diperintahkan
Allah SWT. Oleh karena itu dalam menentukan tujuan hidup dan
juga dalam proses pencapaiannya, jangan sampai keluar dari
ketentuan Allah SWT yang telah tercantum di dalam kitab Al-
Qur’an. Jangan sampai untuk mencapai dan membiayai tujuan
hidup yang telah ditetapkan menghalalkan segala cara, misalnya
dengan korupsi atau mencuri.
Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan
seseorang selalu dikaitkan dengan harta benda yang dimiliki.
Misalnya jika Aldebaran mempunyai mobil sport maka ia disebut
orang sukses. Cikita yang menggunakan iPhone dengan seri
terbaru maka ia disebut keren. Sehingga banyak orang
menginginkan barang-barang mewah supaya terlihat paling hebat
diantara temannya. Hal ini yang tidak dapat dibenarkan, karena
19