Page 199 - IPs-BS-KLS VII .pdf
P. 199

Gambar 3.46 Landraad, sesi persidangan untuk urusan pribumi di Batavia.
                     Salah satu contoh stratifikasi sosial pada masa kolonial.
                     Sumber: public domain/tropenmuseum/CC0-1.0 (1870)



                         Fam¦~š Âawg vewew¦«maw ž¦ša¦iÍmaži amaw bešbeda —ada važÂašama¦
                     Âawg  bešbeda  —«pa.  Pada  žebagiaw  bežaš  važÂašama¦,  ž¦ša¦iÍmaži

                     merupalan sistem ekonomi yang didasarkan pada pendapatan, upah,
                     deviden investasi, aset, kekayaan dan nilai bersih uang yang dimiliki oleh
                     seseorang. Meskipun kekayaan menjadi tolak ukur status sosial seseorang,

                     hektare ada faktor lain yang juga memengaruhi. Misalnya pada beberapa
                     budaya, seseorang dengan kharisma dan kebijaksanaan lebih dihargai dan
                     dihormati dibandingkan mereka yang tidak memilikinya. Pada budaya

                     yang lain, orang tua lebih dihormati sedangkan di sisi budaya lainnya
                     orang tua justru diremehkan atau diabaikan. Keyakinan masyarakat pada
                     meb«daÂaaw žešiwg vev—ešm«a¦ me¦idamže¦ašaaw ž¦ša¦iÍmaži.

                         Penentu lain ditemukan dalam struktur pekerjaan masyarakat. Guru,
                     misalnya, seringkali memiliki tingkat pendidikan yang tinggi tetapi
                     menerima gaji yang relatif rendah. Banyak yang percaya bahwa mengajar
                     adalah profesi yang mulia, jadi guru harus melakukan pekerjaan mereka




                                                            TEMA 03: POTENSI EKONOMI LINGKUNGAN  189
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204