Page 45 - MODUL KIMIA
P. 45

4.1 PENDAHULUAN


                        Dalam  kehidupan  sehari-hari  kita  seringkali  menjumpai  materi  kimia  yang  ada  di  sekitar

                 kehidupan kita. Misalnya saja air, bensin, solar, gas-gas yang ada di alam dan masih banyak yang
                 lainnya.  Namun  dengan  berfikiran  secara  abstrak  memungkinkan  para  ilmuwan  untuk  melakukan

                 penemuan-penemuan mengenai adanya ikatan di dalam materi tersebut. Misalnya saja mengenai apa
                 saja  unsur  yang  berikatan,  bagaimana  ikatan  itu  terbentuk  dan  apa  saja  jenis-jenis  ikatan  yang

                 memungkinkan suatu atom berikatan.   Senyawa-senyawa  mempunyai  sifat  yang  berbeda-beda,

                 ada yang titik lelehnya tinggi, ada yang rendah, ada yang dapat menghantarkan arus listrik, dan tidak
                 menghantarkan arus listrik. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara berga- bung antara unsur-unsur

                 pembentuknya, dapat melalui ikatan ion atau ikatan kovalen. Ikatan-ikatan tersebut dinamakan ikatan
                 kimia.                                                                         Dengan

                 semakin  majunya  teori  atom,  teori  tentang  ikatan  kimia  ini  juga  mengalami  perubahan.  Saat  ini

                 ternyata, bahwa ikatan-ikatan kimia tidak pernah ada yang murni, artinya tidak ada yang 100 persen
                 kovalen atau 100 persen elektrovalen (ion). Pada bab ini akan dibahas proses pembentukan ikatan

                 kovalen dan ikatan ion dalam senyawa serta mempelajari struktur molekul melalui konsep teori VSEPR.
                 Sebelum mempelajari berbagai ikatan akan dijelaskan dulu tentang kestabilan unsur-unsur.


                 4.2    KESTABILAN UNSUR-UNSUR

                        Unsur-unsur pada tabel periodik unsur umumnya tidak stabil. Untuk mencapai kestabilannya,
                 unsur-unsur tersebut harus berikatan. Pada tabel periodik unsur terdapat satu golongan yang unsur-

                 unsurnya stabil atau tidak reaktif yaitu golongan  gas mulia. Gas mulia terletak pada golongan VIIIA,
                 mempunyai dua elektron pada kulit terluar untuk He dan delapan elektron untuk Ne, Ar, Kr, Xe, Rn.

                        Penemuan  gas  mulia  (gas  inert)  pada  peralihan  ke  abad  dua  puluh  mempunyai  arti  yang
                 penting. Hal ini merangsang pemikiran tentang ikatan kimia – gaya yang mengikat atomatom dalam

                 unsur  dan  senyawa.  Gas  mulia  (inert)  merupakan  satu-satunya  golongan  yang  unsur-unsurnya

                 tampaknya tidak mampu membentuk ikatan dengan sesamanya atau dengan atom lainnya.
                        Pada  perioda  1916  –  1919,  dua  orang  berkebangsaan  Amerika,  G.N.  Lewis  dan  Irving

                 Langmuir, serta seorang berkebangsaan Jerman, Walther Kossel, membuat beberapa usulan penting

                 tentang ikatan kimia. Ide dasarnya adalah bahwa ada sesuatu yang unik dalam konfigurasi elektron
                 gas mulia yang melindungi atom-atom gas mulia untuk bergabung dengan sesamanya atau dengan

                 atom-atom  lain.  Selain  itu,  atom  bergabung  satu  sama  lain  untuk  mencapai  konfigurasi  elektron
                 seperti atom-atom gas mulia. Teori yang mengembangkan model ini dikemukakan oleh G.N. Lewis,

                 dan disebut Teori Lewis. Ide yang digunakan dalam penerapan teori Lewis adalah sebagai berikut:




                                                                                                         41
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50