Page 61 - Sanitasi Sekolah
P. 61
j. Sekolah memastikan jamban dapat diakses pesrta didik berke-
butuhan khusus, apabila sekolah menerima peserta didik pen-
yandang disabilitas. Sebagaimana yang diatur dalam PERMEN-
DIKNAS No.70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi
peserta didik yang memiliki kelainan dan potensi kecerdasan
dan atu akut istimewa.
k. Limbah cair dari jamban tidak langsung dibuang ke lingkungan
sekolah, namun diolah terlebih dahulu melalui instalasi pem-
buangan air limbah ( PAL ) atau tangki septic.
l. Jarak sumber air dan instalasi pembuangan air limbah ( PAL )
atau tangka seplik minimal 10 meter.
m. Kontruksi bangunan sesuai dengan ukuran kemiringan untuk
menghindari genangan dan material konstruksi dipilih yang
berkualitas.
3. Standar pengelolaan sampah
a. Tersedia tempat sampah terpilah dan tertutup di setiap ruangan
dan tempat umum lainnya (halaman sekolah,kantin,dll).
b. Tempat sampah tertutup di jamban khusus perempuan untuk
membuang pembalut bekas pakai.
c. Sampah harus dipalah sebelum diangkut: sampah dipilah keda-
lam sampah organic atau anorganik. Sampah organic dapat di-
jadikan komposter sementara sampah anorganik diolah secara
komperhensif.
d. Di setiap ruang kelas harus terdapat tempat sampah.
e. Di sekolah tersedia tempat pmbuangan sampah sementara
(TPS).
f. Sekolah perlu berkerjasama dengan dinas atau mitra terkait un-
tuk pengangkutan dan pengelolaan sampah.
Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat menye-
babkan timbulnya masalah kesehatan. Faktor resiko lingkungan
sekolah tersebut antara lain kondisi atap, dinding, lantai, dan as-
pek lainnya sebagai berikut :
55
Sanitasi Sekolah

