Page 3 - Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak
P. 3
Burung merpati ini memetik daun dan menjatuhkannya didekat semut. Semut merayap naik ke
atas daun dan akhirnya berhasil menyelamatkan dirinya dengan bantuan daun tersebut, mendarat
di tepi sungai.
Tidak lama kemudian, sang semut melihat seorang pemburu burung sedang mengendap-endap
berusaha mendekati burung merpati yang telah menolongnya tadi. Semut menyadari bahaya yang
membayangi merpati yang baik tersebut, segera berlari mendekati pemburu, dan menggigit kaki
sang pemburu.
Pemburu itu kesakitan dan terkejut, mengibaskan ranting yang tadinya akan digunakan untuk
menangkap burung. Burung Merpati menyadari keberadaan pemburu yang sibuk
mengibas-ngibaskan ranting kesakitan. Akhirnya sang burung pun terbang menyelamatkan
dirinya.
3. SEMUT DAN KEPOMPONG
Seekor semut merayap dengan gesit di bawah sinar matahari. Memanjat pohon, dan menelusuri
ranting dengan lincah. Dia sedang mencari makanan saat tiba-tiba dia melihat kepompong
tergantung di selembar daun. Kepompong itu terlihat mulai bergerak-gerak sedikit, tanda apa
yang ada di dalamnya akan segera keluar.
Gerakan-gerakan dari kepompong tersebut menarik perhatian semut yang baru pertama kali ini
melihat kepompong yang bisa bergerak-gerak. Dia mendekat dan berkata,”Aduh kasian sekali
kamu ini” kata semut itu dengan nada antara kasihan dan menghina.
“Nasibmu malang sekali, sementara aku bisa lari kesana kemari sekehendak hatiku, dan kalau
aku ingin aku bisa memanjat pohon yang tertinggi sekalipun, kamu terperangkap dalam kulitmu,
hanya bisa menggerakkan sedikit saja tubuhmu.”
Kepompong mendengar semua yang dikatakan oleh semut, tapi dia diam saja tidak menjawab.
Beberapa hari kemudian, saat semut kembali ketempat kepompong tersebut, dia terkejut saat
melihat yang kepompong itu sudah kosong yang ada tinggal cangkangnya.
Saat dia sedang bertanya-tanya dalam hati apa yang terjadi dengan isi dari kepompong itu,
tiba-tiba dia merasakan hembusan angin dan adanya kepakan sayap kupu-kupu yang indah di
belakangnya.
“Wahai semut, lihatlah diriku sekarang baik-baik” kupu-kupu yang indah menyapa semut yang
tertegun melihatnya.
“Akulah mahluk yang kau kasihani beberapa hari lalu ! Saat itu aku masih ada di dalam
kepompong. Sekarang kau boleh sesumbar bahwa kau bisa berlari cepat dan memanjat tinggi.
Tapi mungkin aku tidak akan perduli, karena aku akan terbang tinggi dan tidak mendengar apa
yang kau katakan.”
Sambil berkata demikian, kupu-kupu itu terbang tinggi ke udara, meniti hembusan angin, dan
dalam sekejap hilang dari pandangan sang semut.
2