Page 15 - Wahidin Sudirohoesodo-Yayan Rika-Final
P. 15

pelaksanaan “tanam paksa” (cultuur stelsel). Rakyat Hindia

            Belanda (Indonesia sebelum merdeka) dipaksa untuk

            menanam berbagai jenis  tanaman tertentu, misalnya

            kapas, nila, teh, tebu (gula), tembakau, dan kopi. Hasilnya
            kemudian diserahkan kepada Belanda.



            Belajar di Sekolah Angka Loro

                Di sekolah dasar angka loro itu Wahidin kecil belajar

            membaca, menulis, dan berhitung. Sekolah itu didirikan

            oleh  pemerintah  kolonial  (penjajah)  sekadar untuk

            memberantas buta huruf.  Masa belajarnya tiga tahun.
            Istilah bahasa Belanda-nya adalah De Scholen der Tweede


            Klasse. Sekolah itu khusus untuk anak-anak bumiputra,

            seperti priayi kecil,  petani, dan buruh.  Mereka  bisa
            bersekolah setelah berumur tujuh tahun.

                Sekolah angka loro dibedakan dari sekolah angka siji

            atau sekolah 'kelas satu' (De Scholen der Eerste Klasse).

            Sekolah kelas satu mutunya lebih baik. Sekolah itu khusus

            untuk anak-anak bangsawan, priayi tinggi, pejabat
            pemerintah, atau tokoh terkemuka pribumi lainnya.








                                              5
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20