Page 18 - Wahidin Sudirohoesodo-Yayan Rika-Final
P. 18

Untuk  persiapan masuk  ELS,  Frits  Kohle  mendidik

          Wahidin  lebih  dahulu  di rumahnya.  Dia  khawatir

          Wahidin tidak bisa diterima di ELS jika tanpa dibekali

          pengetahuan tambahan lebih dulu. Tanpa peran Frits
          Kohle, Wahidin mungkin tidak bisa masuk ELS karena

          ELS adalah sekolah  khusus  bagi anak-anak Eropa.

          Kalaupun ada  anak bumiputra di sana, mereka adalah

          anak-anak priayi tinggi, sedangkan keluarga Wahidin

          termasuk priayi rendah.


          Belajar di Sekolah Dasar Eropa


             Di  ELS  Wahidin  diakui  sebagai anak  yang pandai.

          Padahal, banyak  orang  Eropa di ELS  mengira  bahwa

          anak-anak bumiputra itu pastilah bodoh. Anak-anak itu
          sering  diejek  jika tidak bisa menjawab pertanyaan di

          kelas.  Mereka  dicibir,  “Kamu  inlander (pribumi) bodoh,

          tempatmu bukan di sini, tetapi di kampung sana.”

             Bukan  hanya karena  masalah pelajaran saja anak

          bumiputra sering  direndahkan, melainkan juga cara

          berpakaian mereka pun sering  dijadikan bahan ejekan.

          Mereka diejek karena saat di sekolah memakai surjan,

          kain bawahan, ikat kepala, dan bertelanjang kaki.

                                           8
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23