Page 40 - Wahidin Sudirohoesodo-Yayan Rika-Final
P. 40

Tepuk      tangan     bergemuruh        setelah    Soetomo

          menyatakan bahwa organisasi  itu telah berdiri secara
          resmi. Sambutan penuh semangat itu bukan hanya dari
          pelajar STOVIA, melainkan juga dari pelajar sekolah lain

          yang juga hadir saat itu. Misalnya, pelajar dari Sekolah

          Pertanian dan Kehewanan Bogor, Sekolah Pamongpraja
          Bumiputra dari Magelang dan Probolinggo, Sekolah
          Menengah Petang Surabaya, Sekolah  Guru  Bumiputra

          Bandung, Yogyakarta, dan Probolinggo.

             Berdirinya Budi Utomo itu disambut dengan gembira.
          Mereka  yang menyaksikan  peristiwa  di STOVIA itu
          membawa  beritanya ke sekolah masing-masing. Gegap

          gempita para pelajar di Jawa menyambutnya. Sebagian

          dari mereka, bahkan, kemudian mendirikan Budi Utomo di
          tempatnya masing-masing. Misalnya, di Bogor, Bandung,
          Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo.

             Soetomo mengakui bahwa lahirnya Budi Utomo tidak

          bisa lepas dari kepeloporan Dokter Wahidin. Selain itu,
          tidak boleh pula dilupakan peranan teman-temannya.
          Mereka, antara lain, adalah Goenawan Mangoenkoesoemo,

          Gondo Soewarno, Goembreg, Mohammad Saleh, Soeradji,

          dan Soelaiman.  Mereka  sangat kompak.  Terbukti,  saat
          Soetomo hendak dikeluarkan dari STOVIA karena Budi
          Utomo dikhawatirkan akan melawan Belanda, mereka

          beramai-ramai membela Soetomo.

                                          30
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45