Page 23 - Ikan dan Teman-temannya
P. 23

17


           dia cuma senyum saja, tetapi dia tidak pernah
           tertawa. Walaupun menjemur pakaian, menjemur
           pakaian sambil bersenandung.
              “Heeheem, heeheem, heeheem,” Dayang Kumu-
           nah bersenandung sambil  menjemur  pakaian-

           pakaian yang sudah dicuci. Dayang Kumunah pun
           masuk ke dalam rumah.
              Ada seorang pemuda yang melihat ketika

           Dayang Kumunah sedang menjemur kain. Pemuda
           itu sangat tertarik dengan Dayang Kumunah.
              “Alamak, cantiknya perempuan itu, anak siapa-
           kah dia ini, ya?”
              Keesokan harinya si pemuda itu berjalan lagi ke

           depan rumah Dayang Kumunah dan dia melihat
           lagi  Dayang  Kumunah  sedang mencuci piring.
           Rasa hatinya tidak tertahan hendak berjumpa

           dengan Dayang Kumunah. Petang harinya pemuda
           itu berjumpa dengah ayah Dayang Kumunah dan
           berkatalah pemuda itu.
              “Hai, Pakcik, apakah boleh saya berkenalan
           dengan anak Pakcik? Siapakah nama anak Pakcik?”

              “Nama anak saya Dayang Kumunah. Ada apa kah
           gerangan?”  Kata  Ayah Dayang  Kumunah  kepada
           pemuda itu.

              Dengan  malu-malu  dia  berkata.  “Begini,  saya
           nak melamar Dayang Kumunah untuk saya jadikan
           istri saya, Pakcik.”
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28