Witan bersandar pada pohon
yang menolongnya dari arus
sungai tadi. Daun-daunnya
yang lebar memayunginya.
Kemudian, Witan memeluk
erat pohon itu.
“Kakek Pohon, aku lelah
sekali. Bajuku basah, bekalku
hilang. Tapi, aku belum juga
menemukan Bawang Tiwai.
Apa yang harus kulakukan?”
1
11
1 1 1