Page 13 - Ziarah Ketanah Jawara
P. 13

Namun,  rasa  penasaranku  mengalahkan  segalanya.  Kurasa

          inilah waktu yang tepat untuk menjelajahi salah satu pusat kerajaan
          Islam yang terkenal, yaitu Banten. Aku tidak boleh kalah dengan ibu-

          ibu  pengajian,  temannya  Bunda.  Dua  bulan  yang  lalu  mereka

          berziarah  ke  tanah  Banten  dan  mengunjungi  masjid  peninggalan
          Sultan Banten. Ah, aku semakin penasaran saja. Kalau begitu, lebih

          baik aku menyiapkan segala perlengkapan untuk esok hari.

                                         ***
                 Pagi buta aku, Hana, Tante Eni, dan Om Arya sudah bangun.

          Kami  menyiapkan  diri  dan  segala  sesuatunya  untuk  perjalanan  ke
          Kota  Cilegon.  Mungkin  bagi  mereka  bertiga  perjalanan  seperti  ini

          sudah  sering  dilakukan  dan  tidaklah  istimewa.  Hampir  tiga  bulan
          sekali mereka berkunjung ke Garut untuk bersilaturahmi. Cukup dua

          hari saja Sabtu dan Minggu mereka pulang pergi Garut dan Cilegon.

          Meskipun,  terkadang  pada  saat  liburan  sekolah  Hana  dan  keluarga
          bisa menghabiskan waktunya selama satu minggu di Garut.  Kali ini

          giliranku untuk berpetualang di Banten, tepatnya di Cilegon.
                 “Bunda, Ayah, aku pamit ya!”

                 “Hati-hati di Cilegon nanti. Jangan sampai merepotkan Tante
          dan pamanmu!” pesan ayahku.

                 “Harus mandiri ya! Sudah kelas 7, belajar untuk menyiapkan

          segala sesuatunya sendiri. Cuci piring dan bajumu sendiri ya, Cantika
          cantik!” Bunda menambah deretan pesan.





                                          2
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18