Page 24 - Ebook Inkuiri Terbimbing_Hilda Malinda Mulya Fitri
P. 24
(imbibing material), hal ini menimbulkan kekuatan substansial (disebut tekanan
imbibisi). Perlu kalian ketahui bahwa Embrio biji kaya akan giberelin (Campbell,
2017).
Imbibisi menyebabkan giberelin merangsang sintesis amilase oleh sel-sel
di lapisan biji terluar. Enzim amilase menghidrolisis molekul pati di endosperma
dan mengubahnya menjadi molekul maltosa yang larut. Selain itu, ada yang
diubah menjadi glukosa dan diangkut menuju embrio, sebagai sumber
karbohidrat dan nutrien (Walpole, 2011). Nutrien tersebut dapat diserap oleh
kotiledon dan dikonsumsi selama pertumbuhan embrio menjadi kecambah.
Tekanan impibisi yang beriringan dengan proses perkecambahan tersebut
akan menyebabkan kulit benih pecah, sehingga memungkinkan embrio
muncul.
b. Tipe Perkecambahan
Setelah membaca ulasan di atas kalian pasti sudah mengenal apa
itu epikotil dan hipokotil dan kotiledon. Berkaitan dengan itu apakah kalian
mengetahui bahwa tipe perkecambahan biji dibedakan berdasarkan
perbedaan letak kedua bagian tersebut? Lebih tepatnya bisa dilihat dari
terangkatnya kotiledon kepermukaan tanah atau tidak. Untuk
memahaminya kalian bisa perhatikan gambar 6 di bawah ini, agar kalian
dapat mengetahui ciri dari masing-masing tipe perkecambahan tersebut.
Gambar 6 : (A) Tipe perkecambahan epigeal pada kacang merah (B) Tipe
perkecambahan hipogeal pada jagung (Sumber: Campbell, 2017).
Berdasarkan letak kotiledon saat berkecambah ada dua tipe
perkecambahan, yaitu:
1. Perkecambahan hypogeal. Pada perkecambahan hipogeal terjadi
pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah. Kotiledon dan
endosperma tetap berada dalam tanah.
10