Page 54 - Grafis Islam 02-Islam, Perdagangan, Pasar Global
P. 54
Sir James Lancaster
Pada abad ke-16, Ratu Inggris Elizabeth I,
mengirim utusannya bernama Sir James
Lancester ke Kerajaan Aceh dan mengirim
surat bertujuan "Kepada Saudara Hamba,
Raja Aceh Darussalam", serta seperangkat
perhiasan yang tinggi nilainya.
Sultan Aceh kala itu mengizinkan Inggris
berlabuh dan berdagang di wilayah
kekuasaan Aceh. Sultan juga mengirim
hadiah-hadiah yang amat berharga
termasuk sepasang gelang dari batu rubi
dan surat yang ditulis di atas kertas yang
halus dengan tinta emas. Sir James pun
dianugerahi gelar "Orang Kaya Putih".
Hubungan antara Aceh dan Inggris
dilanjutkan pada masa Raja James I
dari Inggris dan Skotlandia. Raja James
mengirim sebuah meriam sebagai hadiah
untuk Sultan Aceh yang kini dikenal
dengan nama Meriam Raja James.
Traktat SumatEra Aceh dan Inggris juga pernah
menandatangani Perjanjian Persahabatan
Abadi (Perpetual Friendship Treaty) pada
Pasal I: Kerajaan Britania abad ke-17 dan diperbarui pada 1811. Isi
Raya tidak mengajukan
perjanjian tersebut menyatakan bahwa
keberatan atas perluasan kedua negara berkewajiban saling
dominasi Belanda terhadap membantu dari serangan pihak lain.
Pulau Sumatera dan juga
membatalkan kesepakatan dalam Akan tetapi, Inggris mengkhianati perjanjian BUKU 2 Islam, Perdagangan, Pasar Global
Perjanjian London tahun 1824.
ini ketika negara itu menandatangani
Pasal II: Kerajaan Belanda
menyatakan bahwa perdagangan Perjanjian Sumatera (Sumatran Treaty) pada
2 November 1871 yang berisi bahwa pihak
dan pelayaran Britania Raya Belanda diberi kebebasan memperluas daerah
atas Kesultanan Siak dapat
dilakukan, begitupun terhadap kekuasaannya di Aceh, sedangkan Inggris
semua kesultanan di Sumatera mendapat kebebasan berdagang di Siak.
yang dapat bertanggung
jawab kepada Belanda.
41