Page 9 - E-BOOK
P. 9
Birokrat Senior Bekerja dengan Hati “Antara Biografi dan Karya Pengabdian”
Pepera membuat Tanah Papua memasuki era peralihan. Saat pelaksanaan Pepera
dan pasca Pepera 1969, terjadi pergolakan dan perlawanan fisik bersenjata antara
Tentara Indonesia dengan Polisi Belanda dan masyarakat di wilayah Meepago.
“Selanjutnya di tengah pergolakan itu, menurut cerita orang tua saya bahwa kami
tinggal di tengah kota Waghete. Meskipun waktu itu semua orang lari ke hutan
karena situasi yang mencekam,” ujar Frans Pekey yang saat itu masih berusia dua
tahun.
Hal tersebut juga yang kemudian membuat orang tua Frans Pekey harus berpindah
tugas ke Kecamatan Mulia, (kini Kota Mulia Ibu Kota Kabupaten Puncak Jaya).
Diketahui, Ayah Frans Pekey, Victor Petrus Pekey kala itu menjabat sebagai Kepala
Kantor Distrik Tigi. Menurut Frans Pekey, sang Ayah menjabat sebagai Kantor
Distrik Tigi selama tiga tahun, sejak tahun 1967 sampai 1970 .
“Setelah itu pada tahun 1973, Bapak kembali dipindahkan ke sebuah kecamatan
baru, yakni Kecamatan Mapia. Kami berjalan kaki dari Waghete menuju Bomomani
Ibu Kota Kecamatan Mapia (sekarang wilayah Kabupaten Dogiyai), ” tutur Frans
8
Pekey mengenangnya.
Di Mapia, Frans Pekey menghabiskan sebagian besar masa kecilnya dan bersekolah
di SD Inpres Bobomani. Selama bersekolah di SD Inpres Bomomani, Frans Pekey
Danau Tigi Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah