Page 264 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 SEPTEMBER 2021
P. 264

SETELAH SALURKAN RP4,9 TRILIUN, BLT SUBSIDI GAJI DIEVALUASI

              JAKARTA  -  Memasuki  tahap  lima  penyaluran  bantuan  subsidi  upah  (BSU)  atau  BLT  gaji,
              pemerintah  melalui  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menyelenggarakan  kegiatan
              evaluasi BSU bagi pekerja atau buruh tahun 2021 di Jakarta, Jumat (24/9/2021).

              Evaluasi  dilakukan  terkait  data  penerima  BSU,  mekanisme  penyaluran,  kendala,  dan
              kemungkinan  perluasan  cakupan  wilayah  penerima,  serta  percepatan  penyaluran  BSU  tahun
              2021.

              "Evaluasi  ini  penting  untuk  meningkatkan  persentase  penerima  BSU  tahun  2021  dan
              meningkatkan kualitas program BSU," kata Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
              Sosial (PHI & Jamsos) Kemnaker Indah Anggoro Putri.

              Indah mengatakan, sesuai arahan Menaker Ida Fauziyah, untuk penyaluran BSU tahun 2021,
              Kemnaker hanya menyalurkan BSU lewat rekening bank BUMN atau Himbara. Jadi pekerja yang
              telah memenuhi syarat dan lolos verifikasi, namun tak memiliki rekening Himbara akan dibukakan
              rekening baru secara kolektif (burekol).

              Indah menegaskan, total data calon penerima BSU yang dikirimkan BPJSTK sebanyak 7.748.630
              calon  penerima.  Setelah  melalui  proses  pemadanan  data,  BSU  telah  disalurkan  sebanyak
              4.911.200 orang penerima.

              "Total  dana  yang  telah  disalurkan  hingga  saat  ini  per  24  September,  sebesar
              Rp4.911.200.000.000  (Rp4,9  Triliun),  yang  terdiri  dari  rekening  existing  bank  Himbara  dan
              burekol," ujarnya.

              Ditegaskan Indah, dalam penyaluran BSU melalui rekening Himbara selama ini, juga ditemukan
              berbagai permasalahan. Yakni komunikasi antar-bank di kantor pusat dan kantor cabang yang
              tidak sinkron telah mengakibatkan proses aktivasi tak bisa dilakukan secara cepat.

              "Kedua, terbatasnya sumber daya bank dalam pelayanan aktivasi rekening baru secara kolektif,"
              katanya.

              Ketiga, gagal salur untuk rekening eksisting meski telah dilakukan verifikasi dan validasi oleh
              bank sebelum ditetapkan sebagai penerima BSU oleh KPA. Keempat, kurangnya diseminasi bank
              kepada pekerja penerima BSU mengenai mekanisme penyaluran BSU.

              Kelima, perusahaan menolak menerima dana BSU untuk pekerja karena kurangnya sosialisasi
              kriteria penerima BSU.

              "Keenam, lemahnya koordinasi dan sosialisasi antara BPJS TK Pusat dengan kantor cabang dan
              BPJS TK dengan bank Himbara dalam pelaksanaan penyaluran BSU," ujar Indah.

              Dirjen  Indah  menambahkan,  seluruh  permasalahan  yang  dievaluasi  berasal  dari  pengaduan
              masyarakat ke PHI melalui media sosial ataupun pesan jaringan pribadi. "Tim PHI berpandangan
              pengaduan masyarakat ini harus memperoleh perhatian serius untuk ditindaklanjuti," katanya.

              (uka).










                                                           263
   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269