Page 42 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JUNI 2019
P. 42

(provinsi/kabupaten/kota). Sebagai frontliner, pengantar kerja akan berinteraksi
               secara cepat dan langsung dengan pencari kerja maupun pemberi kerja/pengguna
               tenaga kerja dalam memberikan layanan penempatan tenaga kerja.

               "Kita semua harus berubah dan mulai berpikir lebih kreatif, out of the box dan tidak
               berbisnis as usual. Kalau bisnis as usual, kita makin lama makin ditinggal, tidak
               relevan pengantar kerja. Akhirnya orang tak mau berkarir di situ, karena memang
               tak ada artinya," ujar Hanif.


               Menurut Menaker, pemanfaatan digitalisasi dalam menyebarluaskan layanan
               penempatan tenaga kerja sekaligus peran dan fungsi pengantar kerja baik melalui
               website resmi instansi maupun berbagai media sosial, merupakan bentuk kehadiran
               pengantar kerja dalam memberikan pelayanan penempatan tenaga kerja.

               "Pengantar kerja juga harus memperkuat peran dengan cara mencari terobosan
               dengan memperkuat database lowongan pekerjaan dan kebutuhan tenaga kerja,"
               ujarnya.

               Menaker menceritakan di masa lalu, saat dirinya masih pengangguran mengurus
               kartu kuning di kantor Disnaker. Pada masa itu, pekerja pengantar kerja hanya
               bertugas menyuruh pencari kerja untuk duduk dan mengisi berbagai formulir dan
               menyerahkan kepadanya.


               "Kalau pola kerja kita hari ini, masih seperti itu, ya sudah wassalam. Tidak ada yang
               melihat pengantar kerja. Tidak akan ada yang melihat pengantar kerja sebagai
               sesuatu yang penting. Justru kita tunjukkan eksistensi kita semua bahwa pengantar
               kerja ini penting dalam kaitan membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi
               pasar kerja, mendapatkan bimbingan atau konsultasi," ujarnya.

               terkait tugas atnaker di negara penempatan Hanif Dhakiri meyakini dengan
               pengalaman yang dimiliki oleh atase/staf teknis/kabid ketenagakerjaan, bisa
               melakukan perubahan sepanjang memiliki political will untuk bekerja tidak seperti
               biasanya, tak bisnis as usual.


               "Tuntutan (perubahan) ini muncul bukan karena saya, tapi karena dunia. Lihat
               sekarang dunia berubah begitu cepat. Akhirnya hubungan kerja berubah karena
               proses bisnisnya berubah," katanya.

               Hanif Dhakiri mengingatkan atase ketenagakerjaan untuk bersikap aneh-aneh
               selama menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan dan pelindungan
               Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negara penempatan dan elemen-elemen lain di



                                                       Page 41 of 105.
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47