Page 132 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 AGUSTUS 2020
P. 132

Gelombang pemutusan hubungan keija masih terjadi akibat pandemi Covid-19. Kendati aktivitas
              dunia usaha telah kembali bergulir, banyak perusahaan yang mengurangi jumlah pekerja. Proses
              PHK pun banyak yang tanpa melalui aturan yang berlaku sehingga para pekerja menjadi pihak
              yang paling dirugikan.

              "Harusnya kan PHK itu melalui berbagai tahapan, mulai dari pertemuan antara karyawan dan
              perusahaan, perundingan hingga dapat berlanjut pada pengadilan hubungan industrial. Namun,
              laporan yang kami terima tidak demikian. Karyawan di-PHK begitu saja," ucap anggota Komisi
              IX DPR RI Putih Sari saat menggelar reses di Kabupaten Bekasi, Senin (10/8/2020).

              Menurut Putih, tingginya angka PHK salah satunya terjadi di sektor industri di Kabupaten Bekasi
              yang terdapat banyak pabrik. Meski geliat usaha mulai dijalankan kembali, tapi perekonomian
              belum pulih sepenuhnya.

              "Perusahaan  masih  sulit  beroperasi  secara  maksimal  sehingga  pengurangan  karyawan  terus
              dilakukan. Cuma yang jadi persoalan yakni berapa jumlah PHK yang terjadi ini yang memenuhi
              aturan. Ada tidak hak bagi karyawan yang diberhentikan. Karena banyak keluhan karyawan yang
              terkena PHK justru tidak mendapatkan haknya," ucapnya.

              Di sisi lain, kondisi ini dimanfaatkan oknum perusahaan untuk memberhentikan karyawannya.
              "Jadi  secara  bisnis  sebenarnya  tidak  terlalu  berpengaruh  tetapi  jadi  kesempatan  dia  untuk
              mengurangi pegawai. Akhirnya yang jadi korban pegawai itu sendui," katanya.

              Dengan  kondisi  itu,  peran  pemerintah  pun  sangat  disayangkan  karena  tidak  proaktif
              menanggulangi persoalan masyarakat yang terkena PHK Berbagai stimulus yang diberikan tidak
              sepenuhnya dirasakan oleh mereka yang berhak menerima. Balikan, bantuan langsung pun di
              beberapa daerah terhambat.

              "Padahal,  anggaran  dari  Kementerian  Keuangan  untuk  perekonomian  di  tengah  pandemi  ini
              besar  tapi  tak  dirasakan  langsung.  Terbukti  dari  serapan  anggaran  yang  rendah.  Harus  ada
              percepatan," katanya. (Tommi Andryandy)***






































                                                           131
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137