Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 33
Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah serius memperhatikan
kondisi ABK Indonesia yang mengalami kerja paksa di kapal ikan asing. Salah satu caranya,
menjalin kerja sama dengan negara lain yang banyak mempe-kerjakan WNI.
Menurut dia, kerja sama itu bisa berbentuk klausul perlindungan penuh bagi ABK yang bekerja
di kapal asing. "Perlindungan itu termasuk upah, jam kerja, jaminan sosial, lembur, kesehatan,
makan, istirahat, libur, dan hak-hak pekerja lainnya. Mereka tidak boleh menerima tindak
kekerasan dan harus dibayar sesuai dengan kontrak kerja," kata anggota Fraksi Partai Amanat
Nasional (PAN) itu.
Selain itu, ujar dia, agen pengirim yang bekerja sama dengan kapal asing tidak boleh lepas
tanggung jawab. Mereka harus tetap ikut memantau keada-an para ABK yang dikirimkan. Para
ABK juga peri u mendapat pendidikan sebelum diberangkatkan, termasuk mengenai hak dan
kewajiban pekerja secara umum. "Saya melihat, sosialisasi dan edukasi ini masih jarang sekali
dilakukan. Padahal, ini salah satu aspek penting yang harus dilaksanakan dalam melindungi dan
menjaga para ABK yang bekerja di laut lepas dalam waktu yang lama," kata Saleh.
Pada Senin, Lembaga Des-tructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mengungkapkan, kejadian
yang menimpa Andri Juniansyah dan Reynalfi merupakan kasus keenam ABK korban kerja paksa
di kapal ikan berbendera Cina dalam delapan bulan terakhir. Korban dari enam kasus itu ada 30
orang. "Dengan perincian tujuh orang meninggal, tiga orang hilang, dan 20 orang selamat,"
kata Koordinator DFW Indonesia, Muh Abdi Suhufan, Senin (8/6).
Tiga kasus terakhir terjadi pada Mei-Juni. Kasus pertama muncul pada Selasa (5/5), awak kapal
ikan Long Xing 629 melempar jenazah ABK WNI yang telah meninggal dunia di tengah laut Polisi
telah menetapkan tiga tersangka TPPO dalam kasus ini. Kemudian, pada Sabtu (9/6), video ABK
yang meninggal diduga karena penyiksaan kembali muncul. Jenazah ABK kapal Luqin Yuan Yu
623 itu kemudian dilarung ke laut Terakhir kasus yang menimpa Andri Juniansyah dan Reynalfi.
antara
ed: ilham tirta
32

