Page 26 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2021
P. 26

UMK 2022 DITETAPKAN NOVEMBER

              TANJUNG  REDEB  -  Rangkaian  tahapan  penetapan  upah  minimum  kabupaten  (UMK)  Berau,
              rencananya  dimulai  Oktober,  hingga  finalnya  pada  November  nanti.  Sebelum  diputuskan,
              terlebih dulu harus menunggu penetapan upah minimum provinsi (UMP).

              "Karena nilai UMK tidak boleh lebih kecil dari UMP. Karena itu memang acuannya," terang Kepala
              Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau Junaidi, Senin (4/10).

              Ia menuturkan, penetapan UMK juga telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36
              Tahun 2021 tentang Pengupahan. Junaidi melanjutkan, PP Nomor 36 Tahun 2021 mengatur,
              insentif dapat diberikan pengusaha kepada buruh dalam jabatan atau pekerjaan tertentu.

              "Penetapan upah minimum didasarkan pada kebutuhan hidup layak (KHL) dengan memerhatikan
              produktivitas dan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
              Junaidi melanjutkan, proses penetapan kadang sampai berpekan-pekan, mengingat kerap terjadi
              ketidaksamaan  keinginan  dewan  pengupahan  dan  juga  buruh.  Sehingga,  tunggu  ada  kata
              sepakat baru diusulkan kepada Bupati. Kemudian diserahkan ke Gubernur. "Kalau pembahasan
              dimulai pekan kedua di Oktober ini," ucapnya.

              Disinggung  mengenai,  apakah  ada  kemungkinan  kenaikan  UMK,  Junaidi  tidak  menampik.
              Kemungkinan ada kenaikan, melihat tren harga batu bara yang terus meroket. Namun, ia tidak
              berani memastikan, mengingat Berau baru saja dihajar badai Covid-19. "Iya benar, tapi tidak
              menutup kemungkinan bisa naik dan turun," paparnya.

              Dijelaskannya, sesuai keputusan Gubernur Kalimantan Timur, Is-ran Noor, UMK Berau Tahun
              2021.  Dalam  SK  Nomor  560/K.656/2020  itu,  UMK  Berau  tahun  2021  ditetapkan  sebesar  Rp
              3.412.331,  atau  naik  Rp  25.738  dibanding  UMK  2020  yang  hanya  sebesar  Rp  3.386.593.
              "Memang tahun ini naik, sekitar 0,76 persen," tambahnya.

              Junaidi menuturkan, penetapan UMK sendiri, tidak bisa diputuskan satu pihak saja. Penetapan
              UMK ini, lanjutnya, sesuai Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta
              diatur Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan. "Yang menentukan
              UMK itu Gubernur setelah ada kesepakatan dari Dewan Pengupah," ungkapnya.

              Lebih lanjut, terkait naik atau tidaknya UMK 2022 mendatang, semua bergantung dari hasil rapat
              yang akan digelar ke depannya. "Kita akan fasilitasi, untuk keputusan semua ada di Gubernur,
              apakah disetujui atau tidak," pungkasnya. (hmd/ind/kl5)

              DAYAT/BP

              Junaidi



















                                                           25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31