Page 31 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2021
P. 31
Berlanjut ke tahap ketiga yakni rentang September 2021 - Januari 2022, BP Jamsostek
menyiapkan implementasi dan layanan manfaat JKP berupa uang tunai, pelatihan kerja, dan
akses informasi pasar kerja.
Pemberian manfaat kepada peserta nantinya akan terintegrasi dalam satu sistem dan satu skema
utuh. Setelah itu, barulah BP Jamsostek bisa mengimplementasikan pemberian manfaat.
"Tahap keempat, pada Februari 2022 sesuai dengan PP 37/2021, pemberian manfaat uang tunai,
akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja, kita sudah mulai kita deliver sesuai
ketentuannya," beber Pramudya.
Di samping itu, Pramudya mengingatkan bahwa pelaksanaan program JKP berpotensi menekan
program J KM.
Dalam hal ini, iuran JKP salah satunya berasal dari rekomposisi iuran JKM. Meski begitu, sampai
saat ini rekomposisi iuran masih dalam konteks konsep dan sedang dilakukan proses simulasi.
Dia mengungkapkan, rasio klaim program tersebut JKM sebelum adanya rekomposisi tercatat di
level 88,27%.
Simulasi rekomposisi iuran yang dilakukan pun membuahkan hasil yang berbeda jika Iuran JKM
sebesar 0,3% disisihkan sebesar 0,1% sebagai iuran JKP "Maka rasio klaim JKP akan naik sampai
dengan 107,84%. Nah ini sudah ada beberapa hal yang dikomunikasikan dengan
kementerian/lembaga, DJSN, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian Keuangan untuk
melihat dan memastikan bahwa pelaksanaan program JKP dan program lainnya itu bisa
dijalankan secara sustainable," jelas Pramudya Sementara itu, Pramudya turut memapakan
perkembangan pembayaran manfaat dari Program Jaminan Pensiun (JP).
Hingga Agustus 2021 BP Jamsostek sudah memberi manfaat kepada 95, 5.000 penerima
manfaat JP senilai Rp 484,67 miliar. Dari penerima manfaat itu paling besar adalah penerima
manfaat yang dibayarkan sekaligus, khususnya yang sudah memasuki masa pensiun, (pri)
30