Page 116 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 ApRIL 2019
P. 116

Title         CARA LAIN RAYAKAN "MAY DAY" SELAIN DEMO: PENGUSAHA BEDAH RUMAH BURUH DI
                              KULON PROGO
                Media Name    kompas.com
                Pub. Date     29 April 2019
                Page/URL      https://regional.kompas.com/read/2019/04/29/12574611/cara-lain-rayakan -may-day-
                              selain-demo-pengusaha-bedah-rumah-buruh-di-kulon
                Media Type    Pers Online
                Sentiment     Positive










               Merayakan Hari Buruh atau May Day yang jatuh pada 1 Mei 2019, biasanya
               dilakukan dengan pengerahan massa. Berbeda dengan di Kabupaten Kulon Progo,
               Daerah Istimewa Yogyakarta.

               Pelaku bisnis malah menggelar aksi sosial bagi beberapa buruh. Acaranya pun
               dipercepat.

               Seperti yang dirasakan Sujiyem, 45 tahun, seorang kuli di penggilingan tahu di
               Dusun Taruban Wetan, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

               Orangtua tunggal yang mengurus 5 anak ini menerima uang tunai Rp 18 juta dan 7
               sak semen untuk pembangunan rumah baru.

               Dua perusahaan, Swalayan Sidoagung dan BPR Nusamba Temon, menyumbang
               uang itu untuk pembangunan rumah yang baru dan lebih layak bagi Sujiyem
               beserta anaknya.

               "Saya sangat senang. Anak-anak tentu sangat senang. Apalagi yang masih SD
               sering cerita, kapan bisa punya rumah seperti bu guru," kata Sujiyem di rumahnya,
               Minggu (28/4/2019).

               Sujiyem terlihat mencoba menahan senyum gembira karena segera mendapat
               rumah baru ukuran 36 meter persegi.

               Tampak lokasi pembangunan rumah baru di depan rumah Sujiyem. Tapak tanahnya
               sudah ada peletakan batu pertama.

               Bagaimana tidak bahagia, kata dia. Sebagai buruh penggiling tahu, upahnya tidak
               seberapa. Hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan pokok keluarga.

               Apalagi ia menjadi tulang punggung keluarga. Suami meninggalkan dirinya begitu
               saja bersama 5 orang anak.

               Sujiyem dan anak-anaknya terpaksa hidup dalam rumah gubuk dinding kulit bambu,
               dengan bangunan yang sudah miring ke kanan, dan beralas lantai tanah.




                                                      Page 115 of 159.
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121