Page 82 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 82

RUU CIPTA KERJA BISA JADI SOLUSI PERCEPATAN PENGURANGAN
              PENGANGGURAN

              JAKARTA  - Pengamat ekonomi Santo Dewatmoko mengatakan RUU Cipta Kerja bisa menjadi
              solusi percepatan pengurangan pengangguran jika disahkan menjadi Undang-Undang (UU).

              Hal itu disampaikan Santo dalam webinar bertajuk Memadankan RUU Cipta Kerja: Antisipasi -
              Solusi Ketenagakerjaan yang diselenggarakan Pusat Studi Humaniora dan Kemasyarakatan STIA
              Bagasasi, Kamis (23/7).

              Dosen Ekonomi Bisnis di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bagasasi ini menjelaskan, saat
              ini masih terdapat 7,05 juta pengangguran, 2,24 juta angkatan kerja baru.

              Kemudian 8,14 Juta setengah penganggur, dan 28,41 juta pekerja paruh waktu (45,84 juta
              angkatan kerja yang bekerja tidak penuh).

              Penciptaan  lapangan  kerja  masih  berkisar  2-2,5  Juta  per-tahunnya.  Tingginya  angka
              pengangguran, kata Santo, diperparah dengan adanya wabah pandemi Covid-19.


              "Pada  masa  Covid  19  ini,  memaksa  sebagian  besar  pengusaha  melakukan  PHK  pekerjanya,
              sehingga banyak terjadi pengangguran. Kejadian ini bisa menjadi bahan pertimbangan/kajian
              untuk Pengusaha dan Serikat Pekerja, agar dapat duduk bersama dalam mencari titik temu
              untuk segera menuntaskan RUU Cipta Kerja bersama DPR dan Pemerintah," papar Santo.

              "RUU Cipta Kerja memiliki nilai positif karena bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak. Sehingga
              pengangguran bisa ditekan dan berkurang," jelas Santo.

              Selain  itu,  Santo  juga  menilai  RUU  Cipta  Kerja  dapat  menjadi  salah  satu  cara  untuk
              mengantisipasi bonus demografi yang dialami Indonesia. Menurutnya, bonus demografi ini bisa
              menjadi peluang atau ancaman.

              "Lebih dari 68 persen penduduk Indonesia berada di usia produktif. Kelompok usia produktif ini
              harus disiapkan lapangan pekerjaan agar bonus demografi tidak menjadi bencana demografi,"
              tandas Santo.
              (chi/jpnn).































                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87