Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 FEBRUARI 2020
P. 123

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea kemudian diterima untuk menemui Wakil
               Ketua DPR RI Rahmat Gobel dan Pimpinan dan Anggota Komisi IX
               (Ketenagakerjaan). Buruh menuntut agar mereka turut dilibatkan nantinya dalam
               membahas RUU Cipta Kerja tersebut.


                Di hadapan Gobel dan Komisi IX, Andi Gani menyampaikan adanya keanehan dari
               penyusunan Omnibus Law ini. Menurut dia, selama ini buruh tidak mengetahui
               seperti apa proses pembuatan RUU Cipta Kerja di lingkungan pemerintah.

                Keanehan ini, kata Andi, ditandai dari KSPSI yang tidak pernah mendapatkan draf.
               Padahal, KSPSI menjadi organisasi buruh dalam pemilu.


                "Karena dari awal seperti ada yang disembunyikan, seluruh konfederasi buruh
               bertanya kepada saya, 'Anda konfederasi buruh pendukung presiden  kok enggak
               punya draf? akhirnya bertanya-tanya ada apa dengan rancangan ini?" kata Andi
               Gani.

                "Yang paling sedih buat kami, ketika KSPSI sebagai pendukung presiden turun ke
               jalan ini ada sesyatu yang salah. Kerena kami juga bingung ini peraturannya mau di
               mana dan untuk siapa," ujarnya melanjutkan.

                Perwakilan buruh yang juga Wakil KSPSI, Abdullah menyebut sembilan poin
               kekhawatiran yang sensitif dan fundamental Bagi kalangan pekerja. Poin-poin itu
               yakni perubahan jam kerja, sistem kerja, kerja kontrak,  outsourcing  , upah
               minimum, dan pesangon. Kemudian, poin yang mengkhawatirkan berikutnya terkait
               tenaga kerja asing, liberalisasi berbagai sistem kerja yang tadinya  long life  menjadi
               flexible employment  , lalu menyangkut jaminan sosial.


                "Jadi kami berharap banyak kalau DPR RI sudah memiliki rancangan undang-
               undang untuk diberikan kopinya dengan harapan kami bisa pelajari bersama apa
               undang-undang ini pro terhadap kepentingan kaum pekerja dan masyarakat
               Indonesia atau untuk kepentingan kapitalis," ujar Abdullah.

                Dengan adanya aksi ini, serikat buruh dari kelompok berbeda sudah menggelar aksi
               di DPR sebanyak tiga kali. Aksi pertama dilakukan KSBI dan sejumlah serikat buruh
               pada Senin (13/1) lalu. Pekan berikutnya, ribuan masa Konfederasi Serikat Pekerja
               Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal juga melakukan aksi protes serupa.

                Selama ini, buruh bekerja di bawah naungan UU nomor 13 tahun 2003. Tahun lalu,
               DPR RI hampir mengesahkan RUU Ketenagakerjaan. Namun, RUU itu ditolak lewat
               demo besar-besaran yang digelar oleh para mahasiswa, lantaran poin-poin
               kontroversialnya.


                Para buruh khawatir, poin dalam Omnibus Law hanya menyadur RUU
               Ketenagakerjaan yang ditolak tersebut. Ada beberapa poin yang menjadi perhatian
               yakni soal upah per jam yang berpotensi menghapus upah minimum, dan
               pemberian tunjangan PHK enam bulan yang berpotensi menghapus sistem
               pesangon.




                                                      Page 122 of 185.
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128