Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2020
P. 155

Pengaturan tahapan jam kerja ini diatur melalui Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 Gugus Tugas
              Percepatan Penanganan Covid-19 tentang

              pengaturan jam kerja pada era adaptasi kebiasaan hidup menuju masyarakat yang produktif
              dan aman dari virus corona.

              "Di dalam surat edaran tersebut akan dibagi menjadi dua tahapan awal mulai kerja dan tentunya
              berimplikasi pada akhir jam kerja," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19
              Achmad Yurianto di Jakarta, Minggu (14/6).

              Gugus  Tugas  berharap seluruh  institusi  yang  mempekerjakan  ASN,  pegawai  BUMN  maupun
              pegawai swasta untuk menggunakan dua tahapan jam kerja.

              Yurianto mengatakan tahapan atau gelombang pertama akan memulai pekerjaan antara pukul
              07.00 WIB sampai dengan 07.30 WIB. Dengan estimasi masa bekerja selama delapan jam,
              maka  pegawai  yang  mulai  bekerja  pada  07.00-07.30  WIB  ini  diharapkan  akan  mengakhiri
              pekerjaan pada pukul 15.00-15.30 WIB.

              Sementara itu, untuk gelombang kedua diharapkan akan mulai bekerja pada pukul 10.00-10.30
              WIB, sehingga diharapkan akan mengakhiri jam kerja pada pukul 18.00-18.30 WIB.

              Pengaturan  tersebut,  katanya,  dilakukan  agar  terjadi  keseimbangan  antara  kapasi-tas
              transportasi  umum  dengan  jumlah  penumpangnya  sendiri,  sehingga  protokol  kesehatan,
              terutama  terkait  perlunya  menjaga  jarak,  bisa  dijamin  selama  berkendara  di  dalam  sarana
              transportasi umum seperti kereta.

              Kebijakan tersebut juga diharapkan tidak akan menghilangkan kebijakan yang diberikan oleh
              setiap institusi atau perusahaan untuk tetap mempekerjakan pegawai mereka dari rumah, bagi
              para pekerja yang berisiko tinggi terpapar Covid-19. "Misalnya pada pekerja atau pegawai yang
              memiliki pe-nyakit-penyakit komorbid. Pegawai atau pekerja dengan hipertensi, dengan diabet
              dan dengan kelainan penyakit paru obstruksi menahun. Sehingga diharapkan masih tetap bisa
              diberi kebijakan untuk bekerja dari rumah," katanya.

              Hal itu, katanya, penting untuk dilakukan karena kelompok-kelompok tersebut sangat rentan
              terkena Covid-19. Demikian juga dengan pekerja yang telah berusia lanjut.
              "Karena inilah upaya yang harus kita lakukan agar penularan di sarana fasilitas umum bisa kita
              atasi," tambah Yuri-anto.

              Sementara itu, sampai dengan 14 Juni 2020, pukul 12.00 WIB, pasien yang dinyatakan sembuh
              dari Covid-19 terus bertambah sebanyak 755 menjadi total 14.531 orang.

              "Sudah barang tentu ini akan kita lanjutkan dengan bagaimana melakukan isolasi secara baik
              dan kemudian melakukan perawatan dan pemberian terapi secara baik, yang kemudian bisa
              kita lihat bahwa perkembangan kasus sembuh pun sangat menggembirakan dengan laju yang
              cukup besar," kata Yurianto.

              Ia mengatakan bahwa berdasarkan data yang dihimpun sampai dengan Minggu (14/6) pukul
              12.00  WIB,  kasus  positif  tercatat  bertambah  sebanyak  857  menjadi  38.277,  atau  menurun
              dibandingkan 1.014 kasus pada hari sebelumnya. Sementara itu, korban meninggal tercatat
              bertambah 43 orang menjadi 2.134 orang.

              Jika  dirinci  lebih  lanjut,  peningkatan  kasus  positif  tertinggi  terjadi  di  Jawa  Timur  dengan
              penambahkan kasus sebanyak 196 orang dengan kasus sembuh sebanyak 75 orang.



                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160