Page 109 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 OKTOBER 2021
P. 109
VIRAL PEKERJA SWALAYAN CURHAT GAJI DIPOTONG, INI PENJELASAN KEMNAKER
Kementerian Ketenagakerjaan memberikan klarifikasi terkait viralnya berita pekerja swalayan
yang curhat di media sosial tentang gajinya yang dipotong.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan
Jamsos) Kemnaker, Indah Anggoro Putri menyatakan bahwa postingan yang diunggah Riio Nevil
Jarii di media sosial terkait pekerja swalayan di Kabupaten Pringsewu yang gajinya dipotong
merupakan hoaks.
"Setelah kami melakukan koordinasi dan pengecekan, ternyata postingan itu hoaks dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan," ujar Dirjen Putri di Jakarta, Sabtu (9/10/2021).
Putri menyatakan hal tersebut setelah pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Lampung dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.
Pertama, tidak ada warga Kabupaten Pringsewu atas nama Lisa Amelia. Kepastian tersebut
diperoleh setelah Disnakertrans Pringsewu berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Pringsewu.
"Jadi tidak ditemukan data atas nama Lisa Amelia sebagai warga Kabupaten Pringsewu,"
ucapnya.
Kedua, setelah mengecek ke pemilik Toko Jasmine Mart, nama Lisa Amelia tidak ada dalam
daftar sebagai karyawan toko tersebut.
Ketiga, katanya, slip gaji yang diposting dalam media sosial juga tidak sama atau berbeda
dengan slip gaji yang dimiliki dan dikeluarkan Toko Jasmine Mart.
Atas kasus tersebut, katanya, pemilik Toko Jasmine Mart telah melakukan somasi kepada Riio
Nevil Jarii terkait dengan postingan yang mencemarkan nama baik tokonya.
Namun, kini permasalahan tersebut telah berakhir dengan klarifikasi dan permintaan maaf yang
dilakukan Rioo Nevil Jarii kepada pemilik toko yang berujung perdamaian antara kedua belah
pihak.
"Kedua belah pihak berdamai tanpa ada tuntutan dan disaksikan oleh Kepala Seksi Keamanan
dan Ketertiban Kecamatan Pringsewu," ucapnya.
Atas kasus tersebut, ia berpesan kepada siapa pun agar bijak dalam menggunakan media sosial.
"Kalau dulu ada ungkapan 'mulutmu harimaumu', maka sekarang adalah 'jarimu Harimaumu'.
lebih bijaksana untuk menyaring tulisan-tulisan sebelum men-"sharing"-nya. Karena memang
jari-jarimu kini bisa menjadi "harimaumu" ucapnya.
108