Page 315 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 OKTOBER 2021
P. 315

TERNYATA, SEBANYAK 220.000 WARGA KABUPATEN BEKASI JADI PENGANGGURAN

              TEMPO.CO, Cikarang -Sebanyak 220.000 warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tercatat sebagai
              orang  yang  tidak  memiliki  pekerjaan  atau  pengangguran  berdasarkan  data  Dinas
              Ketenagakerjaan (Disnaker) di daerah itu yang disandingkan dengan data milik Badan Pusat
              Statistik.

              "Angka pengangguran di Kabupaten Bekasi masih di angka 11,9 persen dari angkatan kerja.
              Sekitar 220.000-an orang. Relatif tetap angkanya meskipun naik dibanding sebelum pandemi
              Covid-19," kata Kepala Disnaker Kabupaten Bekasi Suhup di Cikarang, Kamis malam, 7 Oktober
              2021.

              Dia mengatakan berdasarkan data Disnaker, di Kabupaten Bekasi beroperasi 7.339 perusahaan.
              Banyaknya jumlah perusahaan itu ternyata tidak menjamin selesainya masalah pengangguran
              namun justru makin meningkat.

              Ia menambahkan BPS mencatat pada Agustus 2020 angka pengangguran di Kabupaten Bekasi
              menembus  angka  11,54  persen  dari  angkatan  kerja  atau  sebanyak  212.435  orang.  Jumlah
              tersebut  naik  signifikan  dibandingkan  2019  lalu  yang  hanya  158.958  orang  atau  setara  8,4
              persen.

              "Pandemi Covid-19 turut mempengaruhi kenaikan angka pengangguran di Kabupaten Bekasi,"
              kata Kepala Disnaker Suhup menambahkan.

              Pemerhati Ketenagakerjaan Bekasi Ahmad Noor mengaku tingginya pengangguran di Kabupaten
              Bekasi salah satunya disebabkan karena minimnya komitmen pemerintah daerah.

              Berbagai balai latihan kerja (BLK) yang dibangun selama ini pun tidak mampu mencetak tenaga
              kerja yang sepenuhnya dibutuhkan oleh industri.
              "Balai  yang  dimiliki  pemerintah  hanya  mampu  mencetak  puluhan  orang  sedangkan  jumlah
              pengangguran  mencapai  ratusan  ribu.  Mau  sampai  kapan  pengangguran  ini  bisa  terserap.
              Bahkan biaya membuat balai latihan kerja, operasional dan segala kebutuhannya bisa jadi tidak
              sebanding dengan angkatan kerja yang dihasilkan," katanya.

              Peraturan Bupati Bekasi terkait perluasan kesempatan kerja bagi warga lokal juga dinilai belum
              berjalan optimal. Selain itu, kata dia, arus urbanisasi yang tidak terkendali turut membuat ribuan
              pabrik di wilayahnya banyak diisi warga luar daerah.
              "Kalaupun di suatu perusahaan itu isinya warga ber-KTP Kabupaten Bekasi, bisa jadi sebenarnya
              bukan warga lokal atau warga setempat tapi warga luar yang bekerja di Bekasi. Sebetulnya tidak
              masalah, tapi bagaimana dengan industri sebanyak ini, warga lokalnya idealnya bisa mendapat
              pekerjaan, bukan malah menganggur," kata Ahmad Noor.
              Penjabat  Bupati  Bekasi  Dani  Ramdan  mengakui  pengangguran  menjadi  persoalan  serius  di
              Kabupaten  Bekasi.  Dirinya  bakal  mengumpulkan  seluruh  pengelola  kawasan  industri  untuk
              membahas permasalahan ini.

              Ia juga akan menekankan alokasi minimal 30 persen pegawai di setiap perusahaan berasal dari
              warga lokal. Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Bupati Bekasi Nomor 09 tahun 2019 tentang
              perluasan kesempatan kerja.

              "Besok saya akan kumpul dengan seluruh pengusaha yang besar dan pengelola kawasan, saya
              ingin menagih yang 30 persen lokal tenaga kerja, tapi ingin konkret gitu ya," katanya.




                                                           314
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320