Page 281 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 DESEMBER 2021
P. 281

Namun  menurut  Kadis  Tenaga  Kerja  Sumut,  Baharuddin  Siagian,  penetapan  Upah  Minimum
              Provinsi (UMP) Sumut 2022 sebesar Rp 2.522.609,94 oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi,
              sudah sesuai mekanisme.

              Ia mengatakan penetapan itu sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan. Penetapan itu juga sudah mempertimbangkan banyak aspek, seperti
              tenaga kerja, satuan keluarag, tingkat daya beli, pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

              "Tapi memang jika itu kita ikuti, rumus itu kita ikuti, maka kenaikannnya itu, hanya sedikit, ada
              kenaikan, tapi sedikit. Ada juga beberapa, kepala daearah atau 8 kabupaten/kota yang tidak
              terdampak, artinya tidak naik dan tidak turun," kata Bahar saat menerima pengunjukrasa di
              Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangertan Diponegoro, Senin (06/12/2021).

              Begitu pun, kata Bahar, pihaknya menerima apa yang menjadi tuntutan buruh. Nantinya tuntutan
              itu akan disampaikan kepada Gubernur Sumut, yang pada hari yang sama sedang tugas di luar
              Sumut.
              "Bagaimana  UMK/UMP  juga  harus  dilakukan  perhitungan  ulang,  sesuai  dengan  peraturan
              pemerintah  nomor  78.  Kenapa  ini,  karena  saudara-saudara  ini  menafsirkan  undang-undang
              Omnibus Law sedang stagnan," ujarnya.

              Sebelumnya sekelompok buruh yang tergabung dalam Majelis Aksi Sumatera Utara Menuntut
              Upah  Layak  (Gerakan  Buruh  Maksimal)  pada  Senin,  menyatakan  sikapnya  menolak  tegas
              keputusan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, yang hanya menaikkan 0,93% (Rp 23.186,94) atau
              Rp 2.552.609,94 UMP Sumut Tahun 2022.

              Justru  sebaliknya,  buruh  menuntut  UMP  Sumut  2021  naik  7%  dari  UMP  2021  sebesar  Rp
              2.499.423.  Diminta  juga  agar  pemerintah  memberlakukan  Upah  Minimim  Sektoral
              Kabupaten/Kota Tahun 2022.

              Tuntutan itu ditandatangani para pemimpin kelompok buruh yang tergabung dalam Gerakan
              Buruh Maksimal, terdiri dari F-SERBUNDO, SPN Sumut, SBBI, Serbunas, (K) SBSI, SBMI Merdeka,
              PPMI, FSB LOMENIK, dan FSPM2i.

              Dalam  aksinya,  massa  buruh  membawa  sejumlah  bendera  organisasi  buruh.  Ada  juga  yang
              membawa spanduk berisi tuntutan meminta UMP naik 7 persen. "Revisi UMP dan UMK tahun
              2022 sebesar 7 persen," tulis isi tuntutan dalam spanduk.

              Dan oleh salah seorang orator, seharusnya UMP Sumut 2022 naik 7%. Alasannya karena tahun
              2021, UMP tidak naik. Dan soal covid-19, dinilai tidak tepat alasan untuk tidak menaikkan UMP
              2022. Sebab secara umum ekonomi telah bergairah kembali.

              Dan dalam aksi itu, buruh menumpahkan kekecewaannya kepada Gubernur Edy Rahmayadi.
              "Kami kemarin kan milih bapak, tolong lah pak. Kalau upah dinaikkan pertumbuhan ekonomi
              semakin naik, karena yang paling banyak belanja itu buruh," ujar orator pakai pengeras suara.















                                                           280
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286