Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 MARET 2019
P. 18
Blue collar adalah kelas pekerja yang mengerjakan pekerjaan kasar. Kekhawatiran
Fithra bukan tanpa alasan. Jika melihat perkembangannya, jumlah pekerja blue
collar di Indonesia terus meningkat. Pada 2014, jumlah pekerja blue collar sebanyak
3.433 orang. Pada Agustus 2017, jumlah itu naik 341 persen menjadi 15.158 orang .
Kasus Taiwan Dalam konteks Indonesia bila melihat statistik, memang tak ada
korelasi langsung antara jumlah tenaga kerja asing dengan pengangguran pada saat
bersamaan. Namun, bila melihat kasus negara lain, hal semacam itu bisa ada
korelasi. Penelitian yang dilakukan akademisi dari University of Melbourne, Hsiao-
chuan Chang justru menyebutkan bahwa tenaga kerja asing memiliki korelasi
dengan tingkat pengangguran di Taiwan.
Kesimpulan itu didapat setelah Chang melakukan tiga simulasi terhadap
pertumbuhan jumlah tenaga kerja asing di Taiwan setelah 2001, saat kondisi
jumlahnya naik, turun maupun stagnan. Dalam jangka pendek, jumlah tenaga kerja
asing yang meningkat bisa menaikkan tingkat pengangguran di sana.
Penelitian berjudul " Are Foreign Workers Responsible for Increasing Unemployment
Rate in Taiwan ?" ( PDF ) ini juga memiliki kesimpulan lain, yakni jumlah tenaga
kerja asing yang meningkat berpotensi menurunkan tingkat pengangguran dalam
jangka panjang, seiring dengan ekonomi Taiwan yang semakin menyesuaikan diri
dalam menampung tenaga kerja asing.
Saran Ombudsman Agar Penggunaan Tenaga Kerja Asing Tidak Bermasalah Tenaga
kerja asing di Taiwan lebih banyak menggantikan para pekerja tidak terampil lokal,
kondisi itu juga dinilai mendorong permintaan untuk tenaga kerja terampil. Artinya,
kesempatan bagi lokal untuk mendapatkan pekerjaan juga sebenarnya meningkat.
Oleh karena itu, tingkat pengangguran keseluruhan di Taiwan dapat tetap stabil
atau pada level yang lebih rendah dalam jangka panjang, meskipun pada saat
bersamaan jumlah tenaga kerja di Taiwan juga bertambah.
"Pernyataan bahwa tenaga kerja asing mendorong angka pengangguran meningkat
itu benar, namun hanya berlaku dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang,
pernyataan itu tidak selalu benar," kata Chang.
(tirto.id - Ekonomi ) Penulis: Ringkang Gumiwang Editor: Suhendra.
Page 17 of 49.