Page 72 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2021
P. 72

BURUH KORBAN PHK DAPAT GAJI DARI PEMERINTAH, LALU DIBANTU PENGANTAR
              KERJA
              Pada tahun 2022, pemerintah akan meluncurkan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
              Program JKP bertujuan untuk memberikan bantuan kepada buruh korban Pemutusan Hubungan
              Kerja (PHK).

              "Melalui program ini para buruh akan mendapatkan manfaat berupa uang tunai, akses informasi
              pasar kerja dan pelatihan tenaga kerja untuk up-skilling dan re-skilling," kata Dirjen Binapenta
              dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Suhartono, Selasa (12/10/2021).

              Program  JKP  diatur  dalam  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  37  tahun  2021  tentang
              Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

              Karenanya,  melalui  program  JKP  tersebut,  tugas  Pengantar  Kerja  akan  semakin  bertambah,
              terutama dalam memberikan layanan informasi pasar kerja serta melakukan bimbingan jabatan
              dalam bentuk asesmen/penilaian diri dan konseling karir.

              Padahal  saat  ini,  tidak  semua  Disnaker  Provinsi/Kabupaten/Kota  memiliki  Pejabat  Fungsional
              Pengantar Kerja. Sehingga pelayanan penempatan dilakukan oleh Petugas Antar Kerja, yang
              belum dibekali pengetahuan khusus tentang informasi pasar kerja, penyuluhan dan bimbingan
              jabatan serta perantaraan kerja.

              "Kami sangat berharap dan mendorong saudara-saudara untuk segera membuka dan menyusun
              formasi bagi Jabatan Fungsional Pengantar Kerja di instansi masing-masing, mengingat semakin
              beratnya tugas Pengantar Kerja ke depannya," ujarnya.

              Sebagai leading sector pembangunan di bidang ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan
              (Kemnaker) terus berupaya untuk mendorong terciptanya akselerasi antara para pencari dan
              pemberi kerja.

              Ada Sembilan Lompatan Besar Kemnaker yang telah dicanangkan untuk mewujudkan komitmen
              tersebut. Di mana tupoksi tersebut menjadi peran dari Pejabat Fungsional Pengantar Kerja.

              Adapun  kesembilan  lompatan  besar  tersebut  meliputi  Reformasi  Birokrasi,  Ekosistem  Digital
              SIAPKerja, Transformasi Balai Latihan Kerja, Link and Match Ketenagakerjaan, Pengembangan
              Talenta  Muda,  Transformasi  Kewirausahaan,  Visi  Baru  Hubungan  Industrial,  Perluasan
              Penempatan Pekerja Migran Indonesia, dan Reformasi Pengawasan.
              "Pejabat Fungsional Pengantar Kerja merupakan ujung tombak pelayanan penempatan tenaga
              kerja dalam mempertemukan pencari kerja dan pemberi kerja, dan memiliki peran penting dalam
              mensukseskan 9 Lompatan Besar Kemnaker," jelasnya.

              Disebutkan, saat ini jumlah Pejabat Fungsional Pengantar Kerja di seluruh Indonesia sebanyak
              668 orang. Terdiri dari 175 orang pejabat fungsional Pengantar Kerja di Kemnaker, 178 orang di
              BP2MI, 122 orang di Disnaker provinsi, dan 193 di disnaker kabupaten/kota.

              "Kondisi ini tentu menjadi tantangan tidak hanya bagi Direktorat Bina Pengantar Kerja Ditjen
              Binapenta  dan  PKK  sebagai  Pembina  Pejabat  Fungsional  Pengantar  Kerja,  tetapi  juga  bagi
              pelaksana pelayanan penempatan tenaga kerja di daerah," katanya.

              Ditegaskan Suhartono, kekhawatiran akan optimalisasi pelayanan penempatan kerja di daerah,
              menjadi fokus perhatian untuk melakukan koordinasi lebih optimal. Hal tersebut dalam rangka
              memberikan  pemahaman  pentingnya  peran  dan  fungsi  Pengantar  Kerja  dalam  pelaksanaan
              pelayanan penempatan tenaga kerja. (akr).


                                                           71
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77