Page 251 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 DESEMBER 2021
P. 251

Kepala  Bidang  Penempatan  dan  Perluasan  Tenaga  Kerja  Disnakertrans  Jatim,  Sunarya
              mengatakan, bagi PMI yang akan pulang ke kampung halaman, pintu keluar dan masuk Bandara
              Juanda,  Sidoarjo,  masih  ditutup.  Saat  ini  PMI  yang  pulang  kampung  harus  melalui  Bandara
              Soekarno-Hatta, Tangerang, dan Bandara Sam Ratulangi, Manado.

              Apabila lolos penyariangan dari pintu masuk internasional itu, PMI diwajibkan untuk tes swab
              dan karantina. Setelah menjalani karantina dan sampau di Jatim, prosedur yang sama juga akan
              dijalani PMI. Tempat karantina telah disiapkan di Rumah Sakit Haji, Surabaya. "Kemudian jika
              dinyatakan positif Covid-19, akan dirujuk ke RS Lapangan Indrapura," ujarnya, Kamis (9/12).

              Kemudian,  lanjut  Sunarya,  apabila  PMI  tersebut  dinyatakan  negatif  Covid-19  dan  telah
              menyelesaikan  masa  karantina  tiga  hari,  diperbolehkan  pulang  ke  daerah  asal.  Saat  di
              kabupaten/ kota setempat, PMI tersebut bakal kembali diminta untuk menjalani karantina. Begitu
              pun sesampainya di rumah masing-masing, mereka harus menjalani karantina selama 14 hari
              dengan pengawasan RT, RW, dan Puskesmas.

              "Itu prosedur mengantisipasinya (Covid-19 varian omikron)" ujarnya.

              Kemudian, lanjut Sunarya, bagi PMI yang hendak berangkat ke negara tujuan wajib mematuhi
              protokol kesehatan yang ketat. Seperti vaksin yamg harus harus menyesuaikan dengan yang
              diakui negara penempatan. "Kami penuhi sesuai negara penempatan. Harus menuruti," ujarnya.
              Sunarya menyampaikan, beberapa negara tujuan PMI memang telah dibuka. Jatah untuk Jatim
              sebanyak  37  ribu  PMI.  Negara-negara  tujuan  terbanyak  antara  lain,  Hong  Kong,  Taiwan,
              Singapura, dan Brunei Darussalam. "Kalau di Arab Saudi masih belum," kata Sunarya.












































                                                           250
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256