Page 112 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2020
P. 112

Protes itu dilakukan menyusul kebijakan perusahaan membayar upah sebesar 35 persen selama
              pandemik  Covid-19,  serta  mengangsur  pembayaran  tunjangan  hari  raya  (THR)  bagi  buruh
              secara sepihak.



              NUNTUT THR DIBAYAR, BURUH TEKSTIL DI BANDUNG MALAH DIPERKARAKAN
              DENGAN TUNTUTAN RP 12 M

              BANDUNG  -  Sejumlah  buruh  Pabrik  Tekstil  CV.  Sandang  Sari,  di  Jalan  AH  Nasution,  Kota
              Bandung, menggelar aksi mogok kerja, pada tanggal 12- 14 Mei 2020.

              Protes itu dilakukan menyusul kebijakan perusahaan membayar upah sebesar 35 persen selama
              pandemik  Covid-19,  serta  mengangsur  pembayaran  tunjangan  hari  raya  (THR)  bagi  buruh
              secara sepihak.

              Alih-alih tuntutan dikabulkan, sebanyak 210 buruh malah diperkarakan ke Pengadilan Negeri
              Bandung Kelas 1A, dengan tuduhan Perbuatan Melawan Hukum (PMH). Mereka digugat ganti
              rugi sebesar Rp12 miliar.

              Tak hanya itu, aksi tersebut berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak
              oleh perusahaan kepada terhadap 10 orang Pengurus Inti Serikat Buruh Mandiri Federasi Serikat
              Buruh Militan (SBM F SEBUMI).

              "Sebagai upaya terakhir untuk mencari keadilan kami kemarin sempat aksi lagi, namun tetap
              tidak ada satu point pun tuntutan buruh yang diselesaikan," kata Divisi Hukum dan Advokasi,
              SBM F SEBUMI, Sri Hartati, Rabu (10/6).

              Sri menjelaskan, berdasarkan Surat Panggilan (relass) dari Pengadilan Negeri Bandung, 210
              buruh akan menjalani sidang perdana tanggal 23 Juni 2020. Dalam gugatannya, akibat aksi
              buruh, perusahaan mengaku mengalami kerugian material Rp 2 miliar dan immaterial 10 miliar.

              "Anehnya, perkara itu bukan saja menyasar buruh yang mengikuti aksi, tapi juga pekerja yang
              tak mengikuti aksi bahkan tidak tahu sama sekali," ungkap Sri.
              "Sedangkan 10 orang yang di PHK sepihak, kami sudah mengirim surat penolakan PHK dan
              melakukan pengaduan kepada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung," imbuhnya.

              Menurutnya,  bahwa  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Republik  Indonesia  Nomor  :
              M/6/HI.00.01/V/2020 Tertanggal 6 Mei 2020, Tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari
              Raya Keagamaan Tahun 2020 Di Perusahaan Dalam Masa Pandemi Corona Virus Diseases 2019
              (Covid-19). Surat Edaran tersebut dijadikan alasan oleh perusahaan untuk mencicil THR.

              "Seperti kita ketahui Surat Edaran (SE) merupakan bukan produk hukum yang mengatur urusan
              eksternal Disnaker, seperti THR. Tetapi Surat Edaran itu berlaku cuma buat kalangan Internal
              Disnaker jadi tidak punya kekuatan hukum yang mengikat buat buruh," ucapnya.

              Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa
              Barat,  Mochamad  Ade  Afriandi  mengatakan  bahwa  bahwa  kasus  PT  Sandang  Sari  tengah
              ditangani.

              "Kasus PT Sandang Sari sedang ditangani oleh Mediator Disnaker Kota Bandung dan Pengawas
              Ketenagakerjaan UPTD Wasnaker Disnakertrans Jabar," katanya.

              Menurutnya, hingga kini kasus tersebut masih dalam mediasi antara berbagai pihak dengan
              sesuai prosedur yang berlaku.
                                                           111
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117