Page 39 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2020
P. 39
KEBERHASILAN NEW NORMAL REDAAM GELOMBANG PHK
Vendy Yhulia Susanto, Fahriyadi___________________
Jumlah pekerja yang dirumahkan clan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai
dampak Covid-19 diprediksi bisa terus bertambah bila kegiatan ekonomi saat neiv normal tak
berjalan beriringan disiplin kesehatan.
Berdasarkan data Kemente-rian Ketenagakerjaan (Kem-naker) sampai akhir Mei 2020, total 1,75
juta pekerja yang terkena dampak krisis Covid-19. Sedangkan Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) menerima laporan jauh lebih besar dari anggotanya yakni mencapai 6,4 juta pekerja.
Wakil Ket.ua Kadin bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J Supit
menjelaskan, berkaca dari krisis korona di China, aktivitas perekonomiannya turun sekitar 35%
saat pandemi. Berdasarkan pengalaman itu, bila ekonomi Indonesia turun 30% saja, tenaga
kerja terdam-pak jauh lebih besar daripada yang dirilis Kemnaker. "Tidak mungkin angkanya
hanya 1,7 juta. Kadin memperoleh data dari laporan seluruh asosiasi," ujar dia kepada KONTAN,
Rabu (10/6).
Anton menyatakan, jumlah pekerja yang terdampak bisa lebih besar lagi jika kita gagal
menjalankan skenario kenormalan baru (neiv normal) di bidang ekonomi. Di sini, kata Anton,
kuncinya adalah kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan demi mencegah
Covid-19.
"Ini akan menjadi fase krusial dan pembuktian bahwa ekonomi dan kesehatan bisa berjalan
bersama," tutur Anton.
Anton menjelaskan, banyak karyawan yang kena PHK di sejumlah perusahaan dengan cara
menerima paket kompensasi dari perusahaan. Misalnya pengunduran diri sukarela atau pensiun
dini.
Angka inilah yang tak tercatat oleh pemerintah sebagai pekerja yang terdampak Covid-19.
"Sektor pariwisata dan perhotelan paling banyak melakukan PHK dan merumahkan karyawan,"
paparnya.
Namun, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno
meminta serikat pekerja tidak khawatir akan terjadinya PHK dan merumahkan karyawan
gelombang kedua. Dia mengatakan, kecil kemungkinan terjadinya PHK saat ini. Sebab, dunia
usaha sedang bersiap memulai aktivitas perekonomiannya.
"Kemungkinan PHK itu kecil karena saat ini waktu untuk bergerak lagi. Kalau dirumahkan
mungkin karena menunggu perkembangan permintaan pasar," ucap dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat mengatakan dampak dari Covid-19 telah
melemahkan sejumlah sektor usaha. Angka pengangguran secara nasional pun melejit 71,8%
dari 7,1 juta merjadi 12,2 juta orang.
Perlu perlindungan
Serikat Pekerja memang sudah mewaspadai gagalnya neiv noimal dan berdampak pada pekerja
di bulan-bulan mendatang.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Audi Gani Nena Wea
mengatakan, angka PHK dan merumahkan karyawan bakal meningkat mulai bulan Juli dan
Agustus 2020. Pasalnya, bahan baku produksi industri mulai menipis.
38