Page 59 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2019
P. 59
Ide kartu prakerja dari calon presiden inkumben Joko Widodo menjadi pro dan
kontra. Ada pihak yang setuju, tetapi ada juga yang menilai kebijakan itu tidak
tepat.
Pro dan kontrak terjadi karena kartu ini akan memberikan upah bagi masyarakat
yang belum bekerja. Takutnya, kartu prakerja dikejar oleh para pengangguran demi
mendapatkan pendapatan cuma-cuma.
Jokowi, sapaan Joko Widodo, mengatakan, kartu prakerja ini ditunjukkan untuk
mengatasi angka pengangguran di Indonesia. Kartu itu akan membantu para
pencari kerja baru atau mereka yang ingin ganti pekerjaan.
Nantinya, penerima kartu prakerja itu akan diberikan pelatihan berupa kursus
kejuruan dan vokasi. Tujuannya, supaya mereka lebih siap diserap oleh industri.
Presiden konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, kartu
prakerja ini belum lazim digunakan di negara manapun. Biasanya, negara maju
menggunakan sistem asuransi penganggur, jaminan sosial untuk pengangguran dan
korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Kalau kartu prakerja ditunjukkan kepada lulusan SMK dan perguruan tinggi, mereka
itu kan bukan pengangguran," ujarnya.
Said Iqbal menyarankan agar pemerintah memberikan prioritas kartu prakerja
kepada masyarakat yang mengalami PHK.
Pemerintah juga diminta tidak membebankan anggaran ke APBN dan APBD untuk
insentif kartu prakerja, tetapi dapat menarik iuran dari para pekerja, pengusaha,
dan tentunya dari pemerintah.
Senada, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani
mengatakan, kartu prakerja yang ditunjukkan untuk lulusan SMK dan perguruan
tinggi tidak tepat.
Lebih tepat, kartu ini ditunjukkan kepada korban PHK. Dengan begitu, mereka
mendapatkan tambahan ketrampilan dan insentif pra kerja bisa diambil dari uang
pesangon korban PHK.
Di sisi lain, Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar
menilai kartu prakerja harus diarahkan kepada lulusan sekolah dengan skema
pelatihan vokasional dan mendapatkan dukungan dana yang digunakan untuk
transportasi serta uang makan.
Soalnya, lulusan SMK masih butuh pengembangan keterampilan karena ketika
magang pekerjaannya kerap tidak berhubungan dengan pendidikannya.
Page 58 of 64.