Page 54 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2019
P. 54

Right Centre (TURC). Diskusi dihadiri mahasiswa, praktisi hukum, masyarakat, buruh
               dan media. Bertindak sebagai moderator adalah Excecutive Producer MNC Media
               Hardy Hermawan.

               Selain itu hadir sebagai narasumber Dekan Fakultas Hukum Universitas Nasional
               Ismail Rumadhan, Pakar Hukum Universitas Bung Karno Azmi Syahputra, Direktur
               Eksekutif Indonesian Club Gigih Guntoro dan Wakil Direktur TURC Yasinta Sonia.

               Azmi mengatakan, privatisasi JICT jilid II jelas menabrak konstitusi. Ditambah dalam

               kasus privatisasi tersebut sudah ada audit investigasi BPK dan sedang diselidiki
               Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

               "Jadi secara otomatis privatisasi tersebut batal. Pelindo II tidak bisa serta merta
               mengacuhkan audit investigatif BPK dengan mengedepankan audit PDTT awal BPK
               yang diminta RJ Lino dan kesimpulannya abu-abu. Apapun alasannya etika hukum
               harus dijunjung. Atau jangan-jangan GCG (tata kelola perusahaan yang baik)
               sebatas semboyan Pelindo II dan privatisasi JICT hanya untuk melegalkan
               pendapatan pihak-pihak tertentu?"

               Indikator kecurangan kasus privatisasi JICT sangat jelas. Jadi baik ditinjau dari
               hukum bisnis, hukum pidana, hukum kepelabuhanan dan hukum apapun, privatisasi
               JICT tidak bisa dibenarkan.


               "Pemerintah harusnya punya visi besar. Kita butuh pemimpin yang cinta tanah air
               dan bangsa. Sehingga dalam kasus JICT butuh determinasi pemimpin negara yang
               mengedepankan keinginan luhur bangsa," kata Azmi.

               Sementara itu, Ismail menyatakan bahwa dalam konteks audit investigatif BPK,
               kasus perpanjangan kontrak JICT jelas perbuatan melawan hukumnya dan kerugian
               negara sudah nyata.

               "Tapi kenapa KPK, Pelindo II dan pemerintah diam? Jika diam maka bisa bisa
               dikatakan mereka ini turut terlibat di dalam kasus privatisasi JICT. Jadi ada kesan

               untuk memelihara kasus Ini untuk tujuan tertentu," ujarnya.

               Ismail menampik tuduhan pihak-pihak tertentu yang menyatakan penolakan
               privatisasi JICT akan menggangu iklim investasi.

               "Ini kan untuk kepentingan nasional dan privatisasi sektor publik juga tidak
               dibenarkan. Lagipula penegakan hukum terhadap kasus JICT justru berdampak
               positif. Jika ada kepastian hukum investor justru malah positif," kata Ismail.



                                                       Page 53 of 64.
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59