Page 28 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 SEPTEMBER 2021
P. 28

Ringkasan

              Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)  bekerjasama dengan Badan Narkotika
              Nasional  (BNN)  dan  Pemerintah  Kabupaten  Timor  Tengah  Selatan  (TTS)  untuk  melindungi
              Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari penyalahgunaan Narkoba. Kepala BP2MI, Benny Rhamdani
              mengungkapkan,  bahwa  kerja  sama  tersebut  dituangkan  dalam  penandatanganan  Surat
              Keputusan Bersama (SKB).



              LINDUNGI PEKERJA MIGRAN, BP2MI GANDENG BNN-TTS

              Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) bekerjasama dengan Badan Narkotika
              Nasional  (BNN)  dan  Pemerintah  Kabupaten  Timor  Tengah  Selatan  (TTS)  untuk  melindungi
              Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari penyalahgunaan Narkoba.

              Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengungkapkan, bahwa kerja sama tersebut dituangkan dalam
              penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB).

              "Surat  Keputusan  Bersama  ini  juga  menunjukkan  komitmen  dan  kolaborasi  bersama  serta
              sinergisitas antara tiga instansi pemerintahan, antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
              dalam memberikan pelindungan bagi Pekerja Migran Indonesia untuk mewujudkan kabupaten
              bebas  dari  rekrutmen  ilegal  Pekerja  Migran  Indonesia  serta  bersih  dari  penyalahgunaan  dan
              peredaran  gelap  narkotika,"  ungkapnya  usai  acara  penandatanganan  SKB  di  Kantor  BP2MI,
              Jakarta Selatan, Kamis (2/9/2021).

              Benny mengatakan, bahwa BP2MI telah memasukkan materi pencegahan penyalahgunaan dan
              peredaran  gelap  narkotika  pada  Orientasi Pra  Pemberangkatan  yang  wajib  diikuti  Calon  PMI
              sebelum berangkat ke negara penempatan.

              "Berbagai sosialisasi juga dilakukan, namun diperlukan upaya lebih untuk melindungi Pekerja
              Migran Indonesia dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika," katanya.

              Lebih lanjut Benny menjelaskan, bahwa semangat 'Sikat Sindikat Penempatan llegal PMI', 'War
              on Drugs' dan implementasi peran Pemerintah Daerah dalam pelindungan PMI sesuai dengan
              amanah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran menjadi
              landasan dari kerja sama ini karena penempatan ilegal PMI memiliki korelasi yang cukup kuat
              dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

              "Dan  untuk  mencegah  terjadinya  hal  tersebut,  diperlukan  pelindungan  sejak  dini,  dari  lapis
              terdekat Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya," ujarnya.

              Sekadar informasi, berdasarkan data PMI yang dideportasi dari wilayah akreditasi Perwakilan RI
              Tawau, Malaysia, sepanjang 2017-2020, terdapat 1.314 PMI yang terkait kasus narkotika dari
              total 6.664 PMI yang dideportasi.

              "Tentu  ini  menjadi  perhatian  kita  bersama  untuk  melindungi  Pekerja  Migran  Indonesia  dari
              penyalahgunaan dari peredaran gelap narkotika," ungkap Benny menambahkan.



                                                           27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33