Page 165 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 OKTOBER 2021
P. 165

PERMENAKER NO 17/21 DINILAI PERMUDAH PEKERJA MILIKI RUMAH

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker RI) Ida Fauziyah mengapresiasi pemberlakuan Permenaker
              Nomor 17 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 35
              Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemberian, Persyaratan, dan Jenis Manfaat Layanan Tambahan
              Dalam Program Jaminan Hari Tua. Aturan ini dinilainya dapat mendorong penyaluran Manfaat
              Layanan Tambahan (MLT) program JHT BPJS Ketenagakerjaan guna membantu pekerja/buruh
              untuk memiliki rumah.

              "Terbitnya Permenaker Nomor 17 Tahun 2021 merupakan kabar baik bagi pekerja/buruh dan
              pengusaha untuk memberikan kemudahan bagi pekerja dalam memiliki rumah, dan membantu
              pemerintah dalam menyediakan rumah bagi masyarakat," kata Ida dalam keterangan tertulis,
              Sabtu (23/10/2021).

              Dalam  acara  Members  Gathering  APINDO  bertema  Rumah  Untuk  Pekerja  Melalui  Manfaat
              Layanan Tambahan Program Jaminan Hari Tua yang digelar Jumat (22/10), dia mengatakan
              selama  periode  tahun  2017-2018  realisasi  penyaluran  MLT  perumahan  bagi  pekerja/buruh
              sempat naik sebanyak 658 unit rumah. Sehingga secara total penyaluran MLT meningkat menjadi
              1.385 unit di tahun 2018. Akan tetapi, pada tahun 2019 terjadi penurunan sebanyak 398 unit
              rumah.  Bahkan  di  tahun  2020  tidak  ada  MLT  yang  tersalurkan.  Padahal  menurutnya  MLT
              Program JHT merupakan manfaat jaminan sosial, sehingga tidak harus terjadi resiko.

              Ida  mengatakan  belum  optimalnya  pelaksanaan  MLT  ini  karena  adanya  selisih  margin  yang
              rendah. Selain itu, adanya ketertarikan dari bank untuk menyalurkan KPR Fasilitas Likuiditas
              Pembiayaan  Perumahan  (FLPP)  yang  menyasar  kepada  pekerja/buruh  dengan  penghasilan
              rendah.

              "Penyebab  lainnya  adanya  perbedaan  dasar  perhitungan  suku  bunga  deposito  penempatan
              (funding)  dengan  pinjaman  kepada  peserta  (lending),  persyaratan  bagi  pekerja  yang  tidak
              memenuhi persyaratan sebagai debitur, serta masih kurangnya sosialisasi," terangnya.

              Dia menjelaskan dalam rangka mengoptimalkan penyaluran MLT perumahan pekerja/buruh, ada
              hal-hal baru yang diatur dalam Permenaker Nomor 17 Tahun 2021. Yaitu penambahan bank
              daerah yang tergabung dalam Asosiasi Bank Daerah (ASBANDA) maupun Bank HIMBARA dalam
              penyaluran MLT, serta penambahan hal baru berupa novasi bagi peserta yang telah mengambil
              perumahan berdasarkan skema KPR umum/komersial untuk dialihkan ke skema MLT.
              "Saya  ingin  dengan  pemberlakuan  Permenaker  Nomor  17  Tahun  2021,  yang  mencakup
              pengaturan hal baru tersebut bisa memberikan kemudahan bagi pekerja/buruh peserta program
              JHT ini bisa memiliki rumah sendiri untuk dapat meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja
              serta meningkatkan kesejahteraannya di hari tua nanti," pungkasnya.





















                                                           164
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170