Page 306 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 OKTOBER 2021
P. 306
cukup besar di kelompok wirausaha, yaitu naik 13%, setelah menerima Program Kartu Prakerja.
Lembaga survei juga merilis data bahwa penerima program mengaku mengalami peningkatan
kompetensi, keilmuan maupun keterampilan setelah mengikuti Program Kartu Prakerja.
"Hari ini tepat dua tahun Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kartu
Prakerja merupakan salah satu yang lahir dan jadi bagian dalam penanganan pandemi serta hal
ini juga menjadi buffer untuk mereka yang terkena PHK. Tingkat inflasi juga relatif terkendali
dan harga pangan stabil," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
dalam acara Rapat dan Press Briefing dengan Mitra Lembaga Penilai dan Pemantau Pelatihan
Program Kartu Prakerja, di Jakarta, Jumat (22/10).
Menko Airlangga menyampaikan bahwa antusias masyarakat ini menggambarkan bahwa terjadi
literasi digital Indonesia yang cukup baik. Meskipun mengandung aspek bantuan sosial, program
ini mensyaratkan partisipasi aktif pesertanya mulai dari mendaftarkan diri, mengikuti proses
seleksi, mengikuti dan menyelesaikan pelatihan hingga akhirnya mendapatkan dana berupa
bantuan sosial.
Pelatihan-pelatihan yang ada pada Program Kartu Prakerja memiliki tujuan utama untuk
meningkatkan SDM Indonesia dengan skilling, upskilling, dan reskilling. Untuk itu, standar
pelatihan Program Kartu Prakerja disempurnakan secara berkala. Penyempurnaan standar
pelatihan ini merupakan kolaborasi pemerintah dengan melibatkan dukungan dari perguruan
tinggi dan akademisi.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Muhammad Rudy
Salahuddin mengatakan, pelibatan dan dukungan ini sesuai amanat Regulasi Program Kartu
Prakerja yaitu Permenko Perekonomian Nomor 11 tahun 2020 dimana Manajemen Pelaksana
melibatkan ahli yang membidangi dalam melakukan asesmen terhadap pelatihan.
Screening dan Monitor Menko Airlangga berdialog langsung dengan para rektor serta yang
mewakili perguruan tinggi dan yayasan yang terlibat dalam penyempurnaan standar pelatihan.
Menurutnya, dukungan dan keterlibatan akademisi dapat menjaga standar Kartu Prakerja.
Keterlibatan perguruan tinggi dan yayasan yakni dengan cara screening sebelum suatu pelatihan
masuk ekosistem Kartu Prakerja dan juga memonitor sesudah pelatihan masuk dalam ekosistem.
Proses screening dilakukan oleh tim asesmen yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas
Gadjah Mada, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Airlangga, dan Yayasan
Indonesia Mengajar. Sedangkan monitoring dilakukan oleh Tim Pemantau dari Institut Pertanian
Bogor, Universitas Muhamadiyah Malang, dan Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia.
"Tim Asesmen dan Tim Pemantau telah bekerja sejak Oktober 2020 untuk memastikan pelatihan
di Program Kartu Prakerja telah memenuhi standar. Saya mengucapkan terima kasih atas
dukungan ini. Karena Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan pada 2022, saya meminta agar
perguruan tinggi dan yayasan terus membantu dan mendukung Program Kartu Prakerja," kata
Menko Airlangga.
Berkat kolaborasi ini, Program Kartu Prakerja mendapat rating pelatihan mencapai 4,9 dari skala
5, sebanyak 95% peserta mengatakan pelatihan sesuai minat mereka, 98% peserta mengatakan
pelatihan meningkatkan kompetensi, 93% peserta mengatakan pelatihan dapat diaplikasikan di
305